BeritaKaltim.Co

Maratua, Daya Tarik Kabupaten Berau, Destinasi Ekowisata Kaltim

BERITAKALTIM.CO-Maratua, salah satu gugusan pulau yang ada di Kabupaten Berau, berdekatan dengan Pulau Derawan, Sangalaki dan Kakaban, sepertinya menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara, terbukti wisatawan yang datang ke Maratua terus meningkat dari tahun ke tahun.

Maratua merupakan salah satu destinasi ekowisata di Kaltim, yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Khusus Maratua dalam tiga tahun terakhir saja, dari tahun 2021 (masa Covid-19) tercatat 4.900 pengunjung, dan tahun 2022 meningkat menjadi 6.000 orang lebih, serta di tahun 2023 melonjak lebih 19.700 orang.

“Ini artinya Maratua menjadi tujuan wisata yang menarik serta memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan dan pendidikan,” kata Penjabat Gubernur Kaltim Akmal Malik usai melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Berau, pertengahan Desember 2023 lalu.

Pulau Maratua salah satu gugusan Kepulauan Derawan, selain Pulau Sangalaki dan Pulau Kakaban yang berada di kawasan terluar NKRI.

Dari empat pulau di perairan laut Kalimantan Timur, maka Pulau Maratua yang terluas dan memiliki jumlah penduduk terbanyak dibanding Pulau Derawan.

Sementara Pulau Sangalaki khusus kawasan konservasi Penyu yang dikelola Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Sedangkan Pulau Kakaban tidak berpenghuni, namun salah satu pulau dengan keunikan yang berbeda dengan pulau lain di Indonesia.

Pulau Kakaban memiliki spesies ubur-ubur yang hanya terdapat di dua wilayah di dunia, yaitu Pulau Kakaban dan Kepulauan Micronesia di kawasan tenggara Laut Pasifik.

“Dari Maratua ke Pulau Kakaban dekat, hanya sekitar 30 menit. Juga ke Pulau Sangalaki dekat, ya kurang lebih 30 menit juga, kecuali ke Pulau Derawan, sekitar satu jam,” sebut Akmal Malik.

Pulau Maratua juga memiliki bandara yang representatif yang mampu didarati pesawat jenis ATR, meski saat ini masih terbatas jadwal penerbangan dari Bandara Udara APT Pranoto Samarinda.

“Penerbangan Susi Air, hanya untuk Senin dan Sabtu, masih terbatas,” jelas Akmal Malik.

Transportasi utama menuju Maratua masih lewat perairan mengandalkan jalur laut menggunakan speedboat dari pelabuhan/dermaga wisata Sanggam Tanjung Redeb.

“Ya, kalau cuaca bagus, kira-kira 2 jam setengah sampai. Tapi, kalau cuaca tidak bagus, angin kencang atau cuaca badai, bisa-bisa 3 jam sampai 3 jam setengah,” jelas Akmal Malik.

Maratua sudah dilengkapi jaringan listrik dan telekomunikasi yang baik, didukung sarana akomodasi, seperti cottage dan homestay yang representatif.

“Kita bisa snorkeling, diving, bersepeda, hingga bersantai menikmati indahnya perairan dan Maratua adalah surganya biota laut,” beber Akmal Malik.

Potensi dan keunggulan yang dimiliki dengan gugusan kepulauan sekitar serta kearifan lokalnya, maka Maratua akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan ke Kalimantan Timur.

“Sekarang bagaimana kita membuka akses, agar lebih mudah dan cepat menjangkaunya, sambil membenahi infrastrukturnya,” papar Akmal Malik.#

Reporter : Yani|Editor: Hoesin KH

Leave A Reply

Your email address will not be published.