BERITAKALTIM.CO- Penemuan ‘harta karun’ Indonesia berupa dua sumber gas besar (giant discovery) di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera, rencananya digarap lebih cepat agar onstream terlaksana pada tahun 2028-2029.
Menurut Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara, seperti dikutip dari Detikcom, penemuan itu membawa harapan besar pada cadangan gas Indonesia. Untuk itu diperlukan percepatan proses produksi usai penemuannya.
“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” kata Benny.
Dua ladang gas itu, pertama ditemukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy sebagai perusahaan asal Uni Emirat Arab. Cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet).
Temuan gas jumbo ini berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1, sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. Wilayah Kerja South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Ladang gas raksasa temuan kedua, oleh perusahaan migas asal Italia, ENI. Mereka menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. Wilayah Kerja migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.
“Mayoritas investor migas yang hendak melakukan eksplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan,” tuturnya. #