BERITAKALTIM.CO- Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat prestasi membanggakan dengan tingkat penetrasi internet yang melampaui rata-rata nasional.
Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2024, tingkat penetrasi internet di Kaltim mencapai 80,63 persen, melampaui rata-rata nasional sebesar 79,50 persen.
Sekretaris Jenderal APJII, Zulfadly Syam, menyambut baik pencapaian ini, namun menyoroti tantangan dalam pemerataan akses internet.
Hal ini ia sampaikan dalam acara konferensi pers di Kantor Diskominfo Kaltim Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Rabu, (3/4/2024).
“Secara geografis, Indonesia memiliki tingkat kesulitan sendiri. Di Kaltim, masih ada daerah blank spot yang harus segera dibereskan,” ungkapnya.
Syam mendorong peran Internet Service Provider (ISP) lokal dan pemerintah daerah dalam mengatasi blank spot tersebut.
“Pemerintah jangan hanya berorientasi pada internet seluler. Ada ISP lain milik UKM yang bisa diberdayakan,” tambahnya.
Terkait hoaks yang berkembang di Kaltim, Syam menekankan pentingnya mengurangi dan mencegah penyebarannya.
“Top 3 hoaks di Kaltim berkaitan dengan pemerintahan, politik, dan agama. Kita harus berfokus pada upaya edukasi masyarakat agar lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima,” jelasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, H.M Faisal, mengakui masih ada sekitar 30 persen daerah di Kaltim yang belum terjangkau internet.
Namun, Faisal optimistis bahwa Kaltim dapat mencapai target bebas blank spot dalam waktu dekat.
“Kami fokus membantu wilayah utara dan sebagian Mahulu. Tahun 2021, 35 desa dibuka akses via fiber optik, tahun 2023 ada 55 desa, dan tahun 2024 rencananya 40 desa,” ungkapnya.
Meskipun masih ada kendala, upaya pemerintah dan kerja sama antar stakeholder menjadi kunci dalam mewujudkan akses internet yang merata di Kaltim.
“Berkat IKN, ada 50-an tower dibangun oleh pemerintah pusat di jalur IKN, PPU, Paser, dan Kukar,” pungkasnya. #
Reporter: Yani | Editor: Wong