BeritaKaltim.Co

Seno Aji Bicara Kebudayaan dan Masyarakat Adat 

BERITAKALTIM.CO – Bakal calon Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Seno Aji, tampil sebagai narasumber dalam acara dialog kebudayaan yang menghadirkan dua calon pemimpin provinsi ini. Selain Seno, hadir juga Hadi Mulyadi yang kini maju berpasangan dengan Calon Gubernur Isran Noor.

Seno Aji selaku calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Timur periode 2025-2030 menguraikan pandangannya dalam acara bertajuk “Penguatan Kebudayaan dan Masyarakat Adat dalam Pemeliharaan dan Tata Kelola Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Provinsi Kalimantan Timur”. Acara itu digelar di Ruang Serbaguna Lantai 4, Rektorat Universitas Mulawarman, Jalan Muara Pahu, Samarinda, Kamis (5/9/2024).

Dalam paparannya, Seno Aji menyoroti pentingnya integrasi kebudayaan dan kearifan lokal dalam pembangunan dan tata kelola sumber daya alam di Kalimantan Timur. Menurutnya, pemerintah provinsi harus mengutamakan kepentingan masyarakat adat dalam setiap kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, terutama industri pertambangan yang mendominasi daerah ini.

“Kita ingin adanya kearifan lokal yang ada di Kalimantan Timur bisa digunakan dalam pembangunan masyarakat ke depan. Ini bisa menjadi langkah penting untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat adat dan industri, terutama industri pertambangan,” ungkapnya.

Seno Aji menegaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat Kalimantan Timur adalah eksploitasi pertambangan. Dengan cadangan batu bara yang masih mencapai 1,4 miliar ton, industri pertambangan diprediksi masih akan berlangsung dalam ratusan tahun ke depan. Namun, ia mengingatkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat adat, dan industri untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kita sudah memiliki Perda Nomor 7 dan Nomor 5 Tahun 2015, serta perda terbaru tentang desa adat. Kebijakan ini diharapkan dapat melindungi masyarakat adat dan desanya dari dampak negatif eksploitasi sumber daya alam,” kata Seno Aji.

Lebih lanjut, Seno Aji mengungkapkan upaya penguatan kebudayaan di Kalimantan Timur harus dilakukan secara berkelanjutan. Ia menyoroti pentingnya peran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam melestarikan dan memperkuat budaya-budaya lokal.

“Kita patut melestarikan budaya yang ada, tidak hanya dalam bentuk pakaian adat sehari-hari, tetapi juga memahami maknanya. Penting untuk membina generasi muda agar terlibat dalam kegiatan kebudayaan, serta mendukung para insan budaya melalui taman-taman budaya,” tambahnya.

Menurut Seno Aji, salah satu bentuk pengakuan terhadap masyarakat adat adalah melalui pemberian hutan adat seluas 7.000 hektar. Langkah ini menunjukkan bahwa masyarakat adat memiliki hak dan kemampuan untuk mengelola lingkungan secara mandiri, dengan pengawasan partisipatif dari seluruh masyarakat Kalimantan Timur.

Dalam dialog tersebut, Seno Aji juga menampilkan studi kasus keberhasilan sebuah desa adat di Kalimantan Timur yang berhasil menjaga hutannya dari deforestasi dan perusakan lingkungan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa masyarakat adat memiliki kemampuan untuk mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

“Kita juga berkolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki keunggulan strategis untuk mendukung keberlanjutan masyarakat adat dan kebudayaan lokal,” jelasnya.

Sebagai penutup, Seno Aji menekankan pentingnya kerjasama multi-pihak dalam menjaga keberlanjutan kebudayaan dan lingkungan di Kalimantan Timur. Kerjasama ini melibatkan pemerintah, perusahaan, LSM, dan para akademisi. Ia juga menyoroti peran penting Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang mencatat terdapat 1,5 juta masyarakat adat di Kalimantan Timur yang membutuhkan perlindungan dan dukungan.

“Kita harus bersama-sama melindungi masyarakat adat beserta kebudayaan mereka. Integrasi kebudayaan dan kearifan lokal dalam kebijakan pembangunan merupakan kunci keberlanjutan Kalimantan Timur di masa depan,” pungkasnya.

Seno Aji berharap dengan penguatan kolaborasi dan pengakuan yang lebih besar terhadap masyarakat adat, pembangunan Kalimantan Timur dapat berjalan selaras dengan pelestarian kebudayaan lokal dan keberlanjutan lingkungan. #

Reporter: Yani | Editor: Wong

Comments are closed.