![](https://beritakaltim.co/wp-content/uploads/2024/12/WhatsApp-Image-2024-12-02-at-19.43.18-1-scaled-e1733140998985.jpeg)
BERITAKALTIM.CO – Universitas Mulawarman (Unmul) tengah mengembangkan kurikulum pendidikan berbasis hasil, atau Outcome Based Education (OBE), untuk Program Studi (Prodi) Sistem Informasi. Langkah ini diambil untuk memastikan lulusan yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan industri yang terus berkembang.
Penyusunan kurikulum ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari akademisi, praktisi, hingga para pemangku kepentingan dari dunia industri.
Kepala Prodi Sistem Informasi Unmul, Putut Pemilih Widagdo, menjelaskan bahwa keberhasilan implementasi kurikulum ini sangat bergantung pada kolaborasi antara dunia pendidikan dan dunia industri.
“Melalui Lokakarya Kurikulum Berbasis OBE Program Studi Informatika dan Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Unmul, kami berharap dapat menciptakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, lulusan Prodi Sistem Informasi Unmul akan lebih mudah terserap dalam dunia kerja,” ujarnya dalam di gedung prof. Masjaya Unmul, Senin (2/12/2024).
Salah satu masukan penting yang diterima dalam lokakarya ini adalah perlunya peningkatan intensitas pemagangan bagi mahasiswa di industri. Meskipun saat ini Unmul telah membatasi waktu magang mahasiswa selama 30 hari kerja, banyak pihak yang menyarankan agar masa magang dapat diperpanjang.
“Kami memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa yang ingin magang lebih lama, tentu dengan mempertimbangkan kesediaan mahasiswa serta persetujuan dari perusahaan,” tambah Putut.
Selain itu, Putut juga menyoroti pentingnya penguatan dalam aspek penelitian dan pengembangan. “Kami berharap mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menghasilkan produk yang dapat digunakan di industri.
”Melalui pendidikan berbasis hasil dan tugas akhir, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk menciptakan produk yang sesuai dengan analisis kebutuhan industri,” ungkapnya.” tuturnya.
Penyusunan kurikulum ini juga diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan industri yang kerap menjadi kendala. Putut mengungkapkan bahwa sebelumnya, kurikulum disusun secara mandiri tanpa melibatkan masukan dari pihak industri.
Hal tersebut berakibat pada banyaknya lulusan yang kesulitan mencari pekerjaan, karena keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri.
“Kini, kami ingin mengubahnya dengan melibatkan industri dalam proses penyusunan kurikulum, sehingga lulusan Unmul lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” pungkasnya..
Dengan langkah ini, diharapkan Prodi Sistem Informasi Unmul dapat mencetak lulusan yang tidak hanya berkompeten secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tuntutan industri yang semakin dinamis. #
Reporter: Yani | Editor : wong
Comments are closed.