
BERITAKALTIM.CO-Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Salah satunya dengan membuka posko aduan kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Kantor DP3AKB Balikpapan.
Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Kota Balikpapan, Umar Adi mengatakan Posko aduan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat Balikpapan, yang ingin melaporkan kejadian kekerasan perempuan dan anak selama libur Nataru.
“Kami dari DP3AKB siap saja dilaporkan, kalau pun ada kejadian selama natal dan tahun baru. Jadi kami stand by untuk melayani, menindaklanjuti kejadian minimal menerima aduan baik itu online dan offline,” kata Umar Adi melalui sambungan seluler, Rabu (25/12/2024).
Umar sapaan karibnya menjelaskan bahwa tim dari DP3AKB siap datang jika memang dibutuhkan untuk bertemu langsung, ketika mendapatkan laporan dari masyarakat.
Posko aduan ini didirikan khusus masa liburan natal dan tahun baru 2025, karena kalau setiap hari di luar masa libur Nataru ini, masyarakat yang ingin menyampaikan aduan bisa langsung datang atau menghubungi hotline Puspaga Harapan Balikpapan (0858 4549 7497), hotline UPTD PPA (0821 5285 8026) dan hotline Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan (0816 2200 77).
Mengingat, libur nataru ini cukup panjang, maka DP3AKB berinisiasi membuka posko aduan ini. Posko aduan dibuka setiap hari pada pukul 08:00-17:00 wita selama libur nataru.
“Kita khawatir kalau selama libur natal dan tahun baru ada masyarakat yang melaporkan. Apalagi tahun baru itu berbagai hal bisa terjadi, sehingga kita buka posko aduan terhadap kekerasan perempuan dan anak,” jelas Umar Adi.
Kata Umar, kejadian itu tidak bisa ditebak kapan datangnya dan apabila suatu kejadian itu lambat dilaporkan, dikhawatirkan faktor kejadian itu banyak yang berubah.
“Jadi kami berusaha mengakomodir laporan kejadian kekerasan disaat libur kerja,” tambah Umar Adi.
Umar menyampaikan adanya Posko aduan ini bukan untuk mengakomodir masalah, tetapi justru berharap tidak ada masalah kekerasan perempuan dan anak di Kota Balikpapan.
“Kita tidak menginginkan itu. Kita hanya memfasilitasi apabila ada kejadian, jangan sampai masyarakat merasa kesulitan jika ingin bertemu langsung. Kalau ada yang bisa dihubungi atau didatangi kan bisa lebih mudah,” tutur Umar Adi.#
Reporter : Niken|Editor: Hoesin KH
Comments are closed.