BeritaKaltim.Co

Bupati Tinjau Void Irigasi Desa Bangun Rejo

BERITAKALTIM.CO-Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah bersama Dandim 0906/Kutai Kartanegara (KKR) Letkol CZI Damai Adi Setiawan, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutai Kartanegara Ahyani Fadianur Diani, Kadis PU Wiyono, Camat Tenggarong seberang Tego Yuwono, Kabag SDA Muhammad Reza, beberapa OPD terkait dan juga pihak BBE Grup, melakukan Peninjauan lapangan terkait pemanfaatan Void (ruang kosong) untuk irigasi pertanian di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tenggarong Seberang, Selasa (7/1/2025).

Bupati Kukar Edi Damansyah saat melihat lokasi Void yang sedang dilakukan pembangunan irigasi pertanian mengatakan bahwa kolaborasi ini bisa terus dilaksanakan.

“Langsung action saja karena semuanya sudah jelas dan ini semua untuk kepentingan masyarakat, jadi tidak usah berbelit-belit,” tegas Edi Damansyah.

Menurut Edi Damansyah saat ini sudah dibuat salurannya oleh Dinas PU pada Tahun 2024 tinggal nanti apa yang kurang akan di lengkapi oleh PT BBE seperti konstruksi irigasinya dan juga pembuatan pintu airnya agar nanti bisa di kontrol pemanfaatan airnya.

Edi Damansyah juga berharap dengan adanya saluran irigasi ini produksi pertanian bisa meningkat, sehingga kesejahteraan masyarakat pun bisa meningkat.

Sementara itu Kadis PU Wiyono menjelaskan bahwa panjang irigasi ini sekitar 1,3 kilometer, dan saat ini sudah dibuatkan jalur alirannya tinggal penguatan konstruksinya, agar air bisa mengalir lancar dan nantinya akan dibuatkan pintu air, agar bisa di pantau penggunaannya.

Menurut Wiyono Dinas PU telah membuat jalur aliran airnya nanti tinggal Pihak BBE menyelesaikan konstruksinya, karena masalah utama yang dihadapi masyarakat adalah masalah air, sehingga hal ini bisa secepatnya dituntaskan agar Void ini bisa segera digunakan masyarakat untuk mengairi persawahannya.

Wiyono juga menjelaskan bahwa pembuatan pintu air juga diperlukan untuk mengontrol keadaan air.

“Jika hujan atau pun keadaan air di bawah sudah penuh maka bisa ditutup di pintu air, sehingga air bisa terkontrol dan tak terjadi banjir di bawah (areal persawahan),” ungkap Wiyono.

Di akhir Wiyono berharap sesuai dengan arahan Bupati untuk Kukar menjadi lumbung pangan dan juga program nasional tentang ketahanan pangan.

Diakui Wiyono, irigasi ini bisa menjadi sumber air bagi masyarakat khususnya untuk mengelola sawah, karena selama ini salah satu masalah masyarakat adalah ketersediaan air.

“Dengan adanya irigasi ini produksi pertanian bisa meningkat karena produksi air yang cukup, sehingga produk bisa meningkat,” tegas Wiyono.#

Editor: Hoesin KH

Comments are closed.