BERITAKALTIM.CO – Inovasi baru tengah digagas oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Kota Samarinda. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama Nor Wahid Hasyim, Perumdam kini sedang mempersiapkan lini usaha baru di sektor produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), yang ditargetkan mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2025.
Dalam keterangannya, Nor Wahid mengungkapkan bahwa upaya ini merupakan bagian dari rencana bisnis jangka menengah Perumdam dalam meningkatkan kemandirian serta kontribusi terhadap pelayanan publik dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Kemarin kita sempat bahas rencana bisnis untuk AMDK. Alhamdulillah, dua unit mesin sudah datang. Total nanti kita butuh sekitar empat mesin, dari produksi, pengemasan, pencetakan hingga distribusi,” jelas Nor Wahid saat diwawancara oleh awak media, usai upacara peringatan Hari Jadi ke-51 Perumdam Tirta Kencana Kota Samarinda, Senin (14/4/2025).
Ia menambahkan bahwa pengadaan mesin dilakukan secara bertahap, mempertimbangkan kondisi keuangan perusahaan serta mengikuti prosedur sistem pengadaan yang berlaku.
Hal ini dilakukan agar setiap langkah tetap sesuai regulasi dan transparan, Jika tidak ada hambatan signifikan, Nor Wahid optimistis produksi perdana bisa dimulai sebelum tutup tahun 2025.
“Prosesnya bertahap, disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Karena pengadaan ini tetap harus melalui sistem, jadi tetap kami proses sesuai aturan. Tapi secara keseluruhan sudah berjalan,” tambahnya.
Langkah strategis ini tidak hanya bertujuan untuk membuka sumber pendapatan baru, tetapi juga untuk mendukung semangat kemandirian dari Pemerintah Kota Samarinda.
Nantinya, produk AMDK dari Perumdam Tirta Kencana akan dimanfaatkan oleh kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), instansi-instansi pemerintah, hingga masyarakat luas di Samarinda.
“Kita belum bisa sebutkan brand atau link-nya karena masih melihat perkembangan pasar. Tapi setidaknya ini adalah langkah awal. Kita mencoba memproduksi sendiri dan memanfaatkannya untuk kebutuhan internal dan masyarakat Samarinda,” katanya.
Menurut Nor Wahid, produksi AMDK juga sejalan dengan misi besar pemerintah daerah dalam memberdayakan pelaku usaha lokal dan menciptakan ekosistem bisnis yang mandiri.
Bahkan, jika dalam pengembangannya memungkinkan, Perumdam terbuka untuk kerja sama dengan UMKM atau pelaku usaha lokal lainnya dalam rantai distribusi.
“Target awal memang di Samarinda dulu. Tapi kalau memungkinkan, kenapa tidak kita dorong lebih jauh? Ini juga bentuk dukungan terhadap kemandirian ekonomi dan UMKM lokal,” ungkapnya.
Terkait harga jual produk AMDK tersebut, pihak Perumdam belum dapat menyebutkan secara pasti. Hal ini dikarenakan proses produksi belum dimulai sepenuhnya dan masih menunggu kedatangan mesin lainnya.
“Harganya masih dalam proses perhitungan. Mesin baru sebagian datang, jadi kita belum bisa hitung secara pasti. Tapi mudah-mudahan tidak jauh dari harga pasaran saat ini, syukur-syukur bisa lebih murah,” pungkasnya. #
Reporter : Yani | Editor : Wong
Comments are closed.