BERITAKALTIM.CO – Senin sore itu harusnya menjadi waktu biasa bagi anak-anak menikmati permainan di pinggir waduk. Tetapi bagi enam anak di kawasan Waduk PDAM KM 8, Batu Ampar, senja berubah menjadi tragedi yang menutup hari, dan meninggalkan duka panjang bagi keluarga serta warga sekitar.
Peristiwa memilukan tersebut terjadi sekitar pukul 17.30 WITA, ketika keenam anak itu—tanpa menyadari bahaya—melangkah semakin jauh dari tepian waduk. Di permukaan, waduk terlihat tenang. Namun di bagian tengah, kedalaman air berubah drastis curam.
Awalnya mereka bermain seperti biasa, saling berkejar-kejaran di sisi waduk. Namun entah siapa yang memulai, langkah kaki mereka bergeser dari tanah padat ke perairan dangkal—lalu lebih jauh lagi. Dalam hitungan detik, permukaan yang sebelumnya aman berubah menjadi jeratan maut.
Lima anak terseret dan tenggelam, hanya satu yang berhasil selamat: Ade (6). Lima nama lainnya kini tinggal dalam kenangan: Faiz (7), Afa (9), Fais (10), Tika (8) DAN Zaira (5).
Kabar itu pertama kali datang melalui laporan Babinsa Balikpapan, Fahrizal, pada pukul 18.07 WITA, hanya beberapa puluh menit setelah anak-anak terseret arus waduk.
Upaya Penyelamatan di Senja yang Gelap
Jarak menuju lokasi sekitar 13 kilometer dari Kantor SAR Balikpapan. Tim rescue bergerak cepat pada pukul 18.22 WITA, membawa peralatan penyelaman dan pencarian permukaan. Di lapangan, waktu adalah musuh terbesar.
Ketika mereka tiba, dua anak sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tiga lainnya belum diketahui keberadaannya.
Tim SAR gabungan—mulai dari penyelam Basarnas, Babinsa, Pemuda Pancasila, hingga warga sekitar—menghabiskan waktu berjam-jam menyisir permukaan air yang gelap, turun ke titik-titik duga, hingga menelusuri tepian waduk.
Suasana hening, hanya terdengar suara motor perahu dan teriakan koordinasi para penyelamat.
Tiga Jasad Ditemukan, Harapan Pun Padam
Upaya pencarian akhirnya menemukan titik terang, sekaligus menyisakan getir. Tiga korban yang sebelumnya hilang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Dengan demikian, seluruh korban berhasil dievakuasi.
“Kami telah berupaya semaksimal mungkin sejak laporan diterima. Berkat kerja sama seluruh unsur di lapangan, seluruh korban akhirnya dapat ditemukan dan dievakuasi. Kami menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga,” ucap Endrow Sasmita, S.E., M.M., Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Balikpapan. Operasi SAR pun resmi ditutup malam itu.
Lebih dari Sekadar Kecelakaan: Panggilan untuk Pengawasan
Waduk PDAM KM 8 bukan kali pertama menjadi lokasi insiden. Kedalamannya yang tidak merata dan minimnya pembatas keamanan membuatnya rawan kecelakaan, terutama bagi anak-anak. Peristiwa hari itu menjadi pengingat tentang pentingnya pengawasan dan penataan ruang publik yang aman untuk anak.
Senja di waduk itu telah merenggut lima nyawa kecil. Namun ia juga mengajarkan tentang betapa berharganya kewaspadaan. Dan di balik tragedi ini, harapan tetap ada: bahwa duka bisa melahirkan perubahan.
WONG
Comments are closed.