SAMARINDA,BERITAKALTIM.com – Dampak tak disiplinnya pengelolaan SDA di Samarinda telah menahun dirasakan masyarakat. Banjir yang tak kunjung mendapat penanganan yang baik, longsor, hingga hilangnya ruang terbuka hijau (RTH), sudah menjadi kondisi biasa.
Khusus poin terakhir, menjadi sorotan Anggota DPRD Kaltim, Irwan Faisjal.
Padahal, sebagai ibukota provinsi, Samarinda sejatinya memberikan contoh bagi kota-kota di daerah lain di Kaltim. Faktanya kondisinya justru terbalik. Samarinda malah diklaim harus belajar banyak dari daerah lain. Sebut saja Balikpapan yang memang intens dalam menjalankan program RTH.
Entah terkendala dengan permasalahan apa, faktanya kondisi Samarinda berbeda jauh dengan Balikpapan yang penataan ruang kotanya terkonsep rapi.
“Ruang terbuka hijau sangat kurang sekali di Samarinda. Mestinya pemerintah kota membuat RTH di tiap kecamatan demi kenyamanan masyarakat,” kata Irwan Faisyal.
Ia sangat menyesalkan adanya gedung yang dibangun hampir di setiap titik tanpa memperhitungkan eksistensi RTH.
“Berapapun Samarinda digelontorkan uang untuk pembangunan, tidak adanya gunanya, kalau pemerintah kota sendiri masih memberikan izin untuk daerah-daerah yang semestinya menjadi resapan air untuk menghadang banjir,” tegasnya.
Irwan yang merupakan anggota Komisi III ini mengatakan, izin yang diberikan terkesan sembarangan.
“Pemerintah Kota Samarinda saya nilai tidak mempunyai keinginan serius mengubah keadaan menjadi lebih baik. Nilai tiga saya berikan untuk Samarinda, karena sangat kurang dan minusnya dalam mengatasi persoalan yang ada. Masyarakat seperti dibikin meringis, pemerintah seperti tidak mempunyai goodwill saja untuk menghadang banjir. Jika pembangunan dan perizinan terus diberikan secara sembarangan, Samarinda akan semakin terpuruk,” tutupnya. (adv/rid/dhi/oke)
Teks foto: Anggota DPRD Kaltim, Irwan Faisyal