BeritaKaltim.Co

Gencarkan Sosialisasi, Canangkan Hari Kelinci (2) Cegah Kanker, Pelangsing hingga Urusan Vitalitas

kelinciwebMemang untuk mengkonsumsi daging kelinci yang selama ini sebagai hewan hias/peliharaan, sebagian besar masyarakat masih belum familiar. Masalah psikologis diantaranya, karena ada yang tidak tega memakan hewan lucu itu. Ini adalah tantangan Pemkot dalam mengajak mengkonsumsi. Makanya, diantaranya dicanangkan Rabbit Day atau Hari Kelinci.
SEPERTI terungkap dalam pemaparan materi dari rangkaian Hari Kelinci, Minggu lalu, ternyata luar biasa manfaatnya jika mengkonsumsi daging kelinci sebagai konsumsi protein hewani.
“Kandungan gizinya luar biasa dan dagingnya berkualitas tiada tanding,” ucap kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Samarinda dr Rudy Agus Riyanto dalam paparannya.
Menurutnya, kandungan lemak tak jenuh alias non kolesterol jahat pada kelinci sehingga bisa membantu menurunkan badan. “Bisa melangsing tubuh, karena tidak mengikat lemak dan tidak menaikan kolesterol. Juga sangat bagus untuk sakit jantung, liver dan mencegah kanker. Si imut ini memiliki kandungan besar,” tandasnya.
“Bahkan tingginya kandungan protein sangat bagus untuk ibu hamil. Untuk bapak-bapaknya manfaatnya sebagai vitalitas, dan yang belum punya keturunan atau mau nambah anak lagi,” bebernya.
Makanya, Dinas Kesehatan sangat menyambut baik sosialisasi mengkonsumsi daging kelinci ini oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) dengan didukung Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian dan Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Samarinda.
Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail begitu antusias dalam sambutannya kemarin untuk mengajak mengkonsumsi daging kelinci. “Manfaatnya luar biasa, dan harganya pun lebih murah dibanding harga daging sapi yang terus meningkat. Dimana, saat ini daging sapi mencapai Rp 120 ribu per Kg, sementara daging kelinci berkisar Rp 60-70 ribu per Kg. Harganya separo harga daging sapi,” ucap Nusyirwan.
Tak ayal, diharapnya daging kelinci sebagai substitusi konsumsi daging sapi, unggas dan kambing. Selain harganya lebih murah, tapi manfaatnya begitu luas serta cita rasa yang tak kalah sehingga ada keseimbangan konsumsi daging dan mendukung ketahanan pangan.
“Pemkot pun akan terus mendorong pembudidayaan ternak kelinci, yang saat ini sudah dikembangkan secara kelompok di Lok Bahu dan Palaran, dan akan terus kita kembangkan di pinggiran-pinggiran kota. Kalau perlu ada kampung-kampung kelinci di kelurahan-kelurahan,” katanya.
Jadi ini merupakan lahan usaha baru yang menantang karena belum banyak orang menggarapnya dan ladang pendapatan bagi warga yang baru pula, apakah untuk pedagingnya maupun kulinernya.
Mendukung kuliner daging kelinci, bisa diolah sebagai dendeng kelinci, sate, bakso, abon, nugget, sosis, gulai, rica-rica hingga kerupuk kulit kelinci.
Kepala Disnakan Syamsul Bahri menegaskan terus melakukan pengembangan untuk pembudidayaan kelinci secara berkelompok dan telah menyiapkan SDM-SDM peternak melalui pelatihan hingga studi banding.
“Kita juga sudah siapkan pusat pembibitan kelinci. Hasilnya bisa mencapai 1.000 ekor dan kemudian dibagikan ke peternak,” beber Syamsul Bahri.(habis)

Teks foto: Gencar sate kelinci

Leave A Reply

Your email address will not be published.