BeritaKaltim.Co

Majalah Propaganda ISIS Dijual di Situs Amazon

isisJakarta, – Majalah propaganda ISIS muncul dalam salah satu barang yang dijual di situs jual-beli Amazon. ISIS menggunakan majalah ini untuk merekruit anggota dari negara-negara Barat.

Diberitakan Telegraph akhir pekan lalu, majalah Dabiq edisi ke-9 diketahui telah dijual di Amazon sejak 24 Mei lalu. Penjualnya diketahui bernama Al Hayat Media Center, sayap media ISIS.

Majalah berbahasa Inggris yang memiliki tata letak apik dan digarap dengan serius itu dijual antara 5-17 pound sterling (Rp100-347 ribu) dan bisa dikirim di hari kerja. Bahkan majalah tersebut bisa dikemas dengan kertas kado lengkap dengan pita, sesuai permintaan pembeli.

Dinamai seperti kota kecil di Suriah dekat perbatasan Turki, Dabiq diluncurkan pada 2014. Isinya soal propaganda dan pembenaran tindakan ISIS, yang dalam edisi kali ini memuat soal perbudakan wanita Yazidi, algojo anak-anak, dan tulisan essai oleh John Cantlie, jurnalis Inggris yang diculik ISIS pada 2012.

Selain menerbitkan majalah, Al Hayat juga berada di belakang video eksekusi mati dan penyebaran rekamannya di internet. Penjualan di Amazon kali ini juga membuktikan jangkauan ISIS yang dalam di internet dan propaganda mereka di media sosial.

Menyusul pemberitaan ini, pihak Amazon akhirnya menutup akun penjualan Dabiq. Majalah ini sempat dijual di situs Amazon Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol. Majalah elektronik ini juga bisa diunduh dengan gratis di internet.

Michael Ryan, mantan pejabat AS yang kini menjadi peneliti di Middle East Institute yang berbasis di Washington mengatakan bahwa Amazon tidak bisa disalahkan atas hal ini. Pasalnya menurut dia, semua anggota ISIS dengan smartphone berpotensi menggunakan Amazon dan media sosial untuk melancarkan propaganda.

“Satu-satunya cara menghentikannya adalah menghentikan internet di sebuah negara atau wilayah,” kata Ryan, dikutip Al Arabiya.

Namun Abeer al-Najjar, dosen studi media di American University of Sharjah, Uni Emirat Arab, mengatakan bahwa Amazon dan laman internet lainnya seperti Google, Youtube, dan Twitter, bertanggung jawab atas konten dalam situs mereka.

“Mereka bertanggung jawab dalam hal meregulasi dan mengorganisir. Terutama dalam hal nilai-nilai yang telah disepakati dengan organisasi-organisasi internasional,” kata Najjar.
Ikuti diskusi dan kirim pendapat anda melalui form di bawah ini atau klik di sini
(den)
Sumber: CNN.com

Teks foto: Amazon kebobolan, ISIS berhasil menjual majalah propaganda Dabiq di situs tersebut sejak Mei lalu. (Doc. Amazon)

Leave A Reply

Your email address will not be published.