SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Kondisi iklim yang tidak stabil sehingga menyebabkan kekeringan yang hampir merata di seluruh Kaltim. Ditambah bencana asap akibat kebakaran hutan, membawa dampak yang cukup berat bagi perekonomian rakyat.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim Suterisno Toha mengatakan tidak hanya petani padi yang terpuruk, bidang perkebunan hingga petani tambak dan kolam ikan pun ikut merasakan dampaknya. Bahkan tidak hanya merugi, banyak yang memilih untuk berhenti hingga musim kering berakhir.
“Jangankan mengairi sawah, untuk kebutuhan air sehari-hari saja sulit. Kondisi ini membuat banyak petani merugi. Padi mati karena kekurangan air. Sedangkan perkebunan banyak mati dan terbakar akibat cuaca panas,”kata Suterisno.
Hal tersebut secara tidak langsung membuat jumlah lahan pertanian di Kaltim terus mengalami penurunan sebab demi bertahan hidup para petani harus rela beralih profesi guna mencukupi kebutuhan mereka dan keluarga masing-masing.
Politikus asal Gerindra itu menambahkan jika kondisi ini terus dibiarkan maka akan berpengaruh pula terhadap ketersediaan stok beras. Bahkan wacana swasembada beras di Kaltim yang selalu dibanggakan itu akan menjadi program mustahil.
Kaltim akan menjadi daerah yang ketergantungan beras pada daerah lain. Secara tidak langsung akan mematikan petani lokal. Tidak hanya sampai di situ petani keramba dan kolam ikan terpaksa memanen lebih awal guna mengurangi kerugian.
“Harus ada solusi segera dari pemerintah baik provinsi maupun kabupaten/kota untuk mengatasi masalah ini, termasuk kerjasama dengan pemerintah pusat. Dengan demikian maka akan memperbaiki kondisi terpuruk yang dialami petani saat ini,” ucap Suterisno. #adv/bar/dhi/oke
Comments are closed.