NUNUKAN, BERITAKALTIM.com- Sejumlah titik jalan aspal di wilayah Sedadap Nunukan Selatan mengalami rusak cukup parah, akibat dilalui kendaraan berat yang biasa digunakan untuk pengangkutan batu bara. Namun karena batu bara sudah tidak operasi dialihkan untuk pengakutan tanah.
Truk-truk itu mengangkut tanah galian untuk penimbunan proyek jalan lingkar pantai. Menurut H Andi Mutahmir, anggota DPRD Nunukan, kendaraan pengangkutan tanah galian menggunakan kendaraan yang melebihi kapasitas semestinya menggunakan kendaraan yang sewajarnya sehingga tidak merusak Jalan yang sudah diaspal mulus.
Selain Itu, kata Andi Mutahmir, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mayoritas jalan yang ada di Nunukan tidak berkualitas. Buktinya, baru 4 tahun sudah mengalami kerusakan tidak saja wilayah Sedadap tapi juga di Kota Nunukan.
Padahal jalan di kota tidak dilalui alat berat. “Karena itu kami dari komisi 111 mengingatkan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum agar semua jalan yang diaspal tahun 2005 dilakukan pelapisan, agar tidak mudah mengalami kerusakan walaupun dilalui kendaraan berat,” ujar Andi.
Sementara Tahmis, Ketua Partai Persatuan Pembangunan Nunukan, mengimbau kepada bupati agar jalan yang sudah baik di depan GOR jangan dilapisi lagi karena kualitasnya sudah baik. Jalan yang perlu perhatian adalah arah kantor bupati mulai dari Kampung Baru sampai Sei Jepung.
Tahun 2016 DPRD telah menyetujui anggaran pelapisan jalan mulai dari GOR sampai ke kantor Bupati Nunukan.
“Sekitar 13 kilometer menuju pelabuhan feri Sei Jepun,” kata H Andi Mutahmir kepada wartawan.
” Kami dari DPRD berharap agar jalan yang jarang dilalui masyarakat umum dipending pengaspalannya. Tapi nyatanya pemerintah daerah melakukan pengaspalan di kampung Tator. Padahal itu masuk dalam kawasan hutan lindung. #Yupal
Comments are closed.