BeritaKaltim.Co

Amir P Ali: Semua Voters Melanjutkan Musda Golkar di Jakarta

SAMARINDA, BERITAKALTIM.com- “Situasinya tidak memungkinkan,” ujar Muhammad Amir P Ali via telepon kepada beritakaltim.com, mengenai dihentikannya tahapan Musda IX Partai Golkar Kaltim yang berlangsung di Grand Senyiur Hotel Balikpapan, 12-13 Maret 2016.

Salah seorang panitia Musda IX itu membenarkan bahwa seluruh voters alias pemegang hak suara yang berjumlah 14 orang diboyong ke Jakarta oleh DPP Partai Golkar. Termasuk dua kandidat ketua HM Said Amin dan Rita Widyasari.

“Mereka berangkat jam satu siang ke Jakarta. Menurut kabar yang saya terima di Jakarta belum ada agenda rapat sampai malam harinya. Mungkin sengaja diistirahatkan dulu,” ujar Amir, Senin (14/3/2016) pagi, yang mengaku tidak ikut ke Jakarta.

Menurut Amir, situasi yang tidak memungkikan itu setelah adanya perundingan para petinggi Golkar termasuk Ketua Umum Aburizal Bakrie dengan Pangdam dan Kapolda. Karena kesimpulan para petinggi keamanan di Kaltim situasinya tidak kondusif dan mencegah ketegangan, maka DPP Partai Golkar berinisiatif untuk melanjutkan Musda di Jakarta.

“Jadi, sekarang sudah menjadi domain DPP Golkar. Semoga mendapatkan hasil yang terbaik,” ujar Amir.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Aburizal Bakrie usai membuka Musda IX Golkar mengadakan rapat tertutup dengan semua voters. Di dalam ruangan itu kemudian dibuat simulasi untuk mengetahui lebih awal siapa yang menjadi pemenang pemilihan ketua kalau sampai voting.

Upaya simulasi itu untuk menjawab saran-saran dari berbagai petinggi Golkar, termasuk Aburizal Bakrie, yang menyarankan tidak perlu voting. Ical menginginkan terjadi musyawarah untuk mufakat dalam pemilihan ketua Partai Golkar Kaltim periode 2016-2021.

Dari simulasi yang ‘mengikat’ tersebut kemudian diketahui bahwa dari 14 suara voters terdistribusi 7 untuk HM Said Amin dan 6 untuk Rita Widyasari. Sedangkan 1 suara yang menjadi hak DPP Partai Golkar abstain atau memilih netral.

Setelah mengetahui posisi tersebut suasana jadi memanas. Upaya untuk kompromi seperti sharing posisi dalam jabatan kepengurusan partai tidak menemui titik temu. Menurut seorang petinggi Golkar kepada beritakaltim.com, ada yang meminta posisi jabatan yang strategis di partai serta dicalonkan jadi Gubernur. #le

Comments are closed.