BONTANG, BERITAKALTIM.com- Potensi pengembangan budidaya rumput laut di Kota Bontang tergolong menjanjikan. Tetapi, para petani rumput laut yang ada di kota Bontang ini mengakui sedang mengalami penurunan produksi untuk saat ini. Hal ini dikarenakan faktor cuaca yang sangat ekstrim, hingga membuat petani sering mengalami gagal panen.
Kepala seksi (Kasi) Perikanan dan Budidaya Moedji Hartati membenarkan kondisi tersebut, dimana selama empat bulan terakhir petani rumput laut memang mengalami penurunan produksi. Menurutnya, kondisi ini disebabkan oleh kemarau yang sangat panjang, hingga membuat para petani mengalami gagal panen dan hasil panen juga mengalami kerusakan yang berujung tak dapat dipasarkan.
”Terdapat 32 kelompok petani rumput laut yang ada di Kota Bontang, dimana sekitar 334 dintaranya merupaka budidaya. Sekitar 225 budidaya itu saat ini mengalami penurunan produksi.” Ucap Moedji saat ditemui di kantornya, Graha Taman Praja Blok. 1, Lantai 2, Jalan Moch. Roem, Kecamatan Bontang Lestari, Kelurahan Bontang Selatan, Selasa pagi (5/4/2016) tadi.
Untuk bulan januari hingga februari, lanjut ia menambahkan, produksi rumput laut kering biasanya mencapai 550 ton, namun sejak februari hingga maret 2016 ini mulai mengalami penurunan produksi menjadi 360 ton. Tak berhenti diangka itu, sejak Maret hingga 5 April 2016 ini produksi berangsur mengalami penururan, hingga petani hanya mampu memproduksi sebesar 280 ton saja.
“Hal ini sangat memprihatinkan, pasalnya budidaya rumput laut penting bagi peningkatan perekonomian para petani dan perkembangan industri di Kota Bontang, apalagi rumput laut di Bontang memiliki kualitas nomor wahid. Untuk membantu para petani menangani masalah ini, kami akan melakukan sosialisai dan pelatihan serta memeberikan bantuan sarana dan prasarana,” Pungkasnya.
Salah satu anggota Kelompok Tani Putri Duyung yang tinggal di Jalan Batu Sahasa, Kelurahan Bontang Kuala, Kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Samsuddin membenarkan kondisi yang dialaminya bersama teman-teman petani budidaya rumput laut lainnya.
“Akhir-akhir ini produksi rumput laut saya menurun, ini karena cuaca yang sangat panas, dan membuat tanaman saya mati dan sering mengalami gagal panen. Dan banyak juga teman-teman tani yang lain mengalami hal yang sama seperti saya, bahkan ada yang beralih profesi menjadi buruh bangunan, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari,” terangnya.
Syamsuddin berharap, ditengah kondisi inj pihak pemerintah mau memperhatikan petani rumput laut. Agar kedepannya tidak semakin banyak petani yang putus asa dan berujung meninggalkan usaha budidaya yang sudah lama mereka tekuni.#nd
Comments are closed.