BeritaKaltim.Co

Populi Center Bilang Elektabilitas Prabowo Menurun

JAKARTA, beritakaltim.com- Hasil beberapa lembaga survei yang dirilis di media massa menunjukkan nama Joko Widodo dan Prabowo bakal bersaing lagi. Terakhir hasil dari lembaga survei Populi Center tentang tren elektabilitas.

Menurut rilis lembaga survei itu, Rabu (28/2/2018), elektabilitas Jokowi cenderung stagnan, sedangkan Prabowo Subianto menunjukkan penurunan.

“Ketika diberikan pertanyaan terbuka mengenai siapa tokoh yang akan dipilih untuk menjadi presiden, Jokowi masih menduduki peringkat pertama dengan persentase 52,8%, meski ada sedikit penurunan persentase, namun penurunan tidak signifikan karena masih dalam ambang margin of error,” ujar peneliti Populi Center, Hartanto Rosojati di kantornya, Jalan S Parman, Slipi, Jakarta Barat.

Survei digelar di 34 provinsi di Indonesia pada 7-16 Februari 2018. Ada 1.200 responden yang diwawancara dengan dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).

Margin of error survei +- 2,89 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Proporsi gender dalam survei ditentukan 50:50.

Survei dilakukan di 120 kecamatan dengan setiap kelurahan dipilih 10 responden dari dua RT. Besaran sampel tiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi populasi dari data sensus BPS.

Berdasarkan survei elektabilitas capres dengan pertanyaan terbuka, Jokowi mendapat angka 52,8%. Sementara itu, Prabowo meraih angka 15,4%.

Di posisi selanjutnya, muncul nama Susilo Bambang Yudhoyono dengan 0,9%. Ada juga nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan raihan angka 0,7% dan Agus Harimurti Yudhoyono dengan angka yang sama.

Selain itu, Populi Center merilis tingkat penerimaan tokoh di tingkat masyarakat. Jokowi dinilai sebagai tokoh yang paling bersih dari korupsi dengan angka 41,2%, disusul Prabowo dengan 10,6%.

Nama Jokowi dan Prabowo juga masih berada di urutan teratas saat responden ditanya soal sosok yang paling tegas. Jokowi meraih 46,6% dan Prabowo 24,7%.

Selanjutnya, Jokowi juga menjadi tokoh yang paling banyak dipilih responden sebagai tokoh yang paling mampu dengan angka 56,8%. Sedangkan Prabowo mendapat 21,3%.
Kedua nama tokoh itu pun masih bertengger di posisi atas soal tokoh yang layak menjadi Presiden RI 2019-2024. Jokowi meraih 57,2%, sedangkan Prabowo 21,9%.

Peneliti Populi Center, Hartanto Rosojati, menjelaskan sebagian besar warga menyukai pendekatan Jokowi dalam memimpin. Maka, menurut Hartanto, wajar bila Jokowi dianggap sebagai tokoh yang memiliki tingkat penerimaan tinggi.

Populi juga menggelar simulasi dengan 5 skenario duet Pilpres 2019. Dari kelima skenario tersebut, Jokowi dipasangkan dengan 5 cawapres berbeda, salah satunya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Untuk pesaing Jokowi, Populi menempatkan beberapa nama, seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, hingga Gatot Nurmantyo.

Yang menarik, duet Jokowi-Menkeu Sri Mulyani memperoleh suara tertinggi dalam simulasi tersebut. Duet Jokowi-Sri Mulyani diadu dengan Gatot-Anies.

Bagaimana sikap Prabowo Subianto menghadapi Pilpres 2019?

Ketua Umum Partai Gerindra itu memang mengisyaratkan akan kembali maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tapi dia meminta syarat, yakni; ia memutuskan maju jika rakyat yang berkehendak. Jika rakyat meminta, menurutnya, maka harapan itu tak boleh ditolak.

“Kalau memang dibutuhkan oleh rakyat yang menuntut, meminta, dan kita memang diberi kesehatan oleh Tuhan, kemampuan, ya kita tak boleh mengingkari harapan rakyat,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan di kantor DPP Partai Gerindra, Ragunan, Jakarta, beberapa waktu silam (10/2/2018).

Apalagi, kata Prabowo, jika kehendak rakyat tersebut bukanlah rekayasa hasil sebuah polling belaka.

“Kalau rakyat meminta, kalau partai menegaskan, kalau ada dukungan yang benar bukan dukungan rekayasa,” ucap Prabowo.

“Polling bisa kita pesan, asal bayar. ‘Eh lu bikin polling ya, gue 80 persen’,” ujar dia.

Menurut Prabowo, bagi seorang pejuang politik, pendekar, kepentingan bangsa dan negara adalah yang utama. “Bukan jabatan yang penting, yang penting adalah pengabdian,” kata dia.

Meski demikian, untuk saat ini, Prabowo masih enggan mengungkapkan secara terang-terangan niatnya untuk kembali maju pada Pilpres 2019.

“Ada yang mengatakan pak Prabowo bagaimana nih? Maju enggak, capres atau tidak? Saya katakan masih lama, pendaftaran Agustus kok sekarang ribut-ribut,” ujar Prabowo.

Kata Prabowo, dirinya akan melihat lebih dulu berbagai perkembangan yang ada sebelum mengambil keputusan. “Saya selalu mengutamakan kepentingan yang besar daripada kepentingan saya sendiri. Dari dulu, dari kecil saya ingin mengabdi kepada bangsa,” ucapnya. #ll

Berikut ini hasil elektabilitas Jokowi dan Prabowo versi Populi Center:

A. Jokowi
Januari 2015: 45,5%
Oktober 2015: 36,6%
Agustus 2017: 52,8%
Oktober 2017: 49,4%
Desember 2017: 54,9%
Februari 2018: 52,8%

B. Prabowo
Januari 2015: 19,2%
Oktober 2015: 24,3%
Agustus 2017: 28,0%
Oktober 2017: 21,7%
Desember 2017: 18,9%
Februari 2018: 15,4%

=====================================
Berikut ini elektabilitas capres versi Populi Center jika pemilihan digelar hari ini:

1. Joko Widodo 52,8%
2. Prabowo Subianto 15,4%
3. SBY 0,9%
4. Gatot Nurmantyo 0,7%
5. AHY 0,7%
6. Jusuf Kalla 0,5%
7. BJ Habibie 0,4%
8. Basuki Tjahaja Purnama 0,4%
9. Megawati Soekarnoputri 0,3%
10. Mahfud MD 0,3%
11. Anies Baswedan 0,3%
12. TGB Zainul Majdi 0,3%
13. Hary Tanoe 0,3%
14. Muhaimin Iskandar 0,3%
15. Tri Rismaharini 0,2%
16. Ridwan Kamil 0,2%
17. Khofifah Indar Parawansa 0,2%
18. Ganjar Pranowo 0,2%
19. Tito Karnavian 0,1%
20. Zulkifli Hasan 0,1%
21. Syafii Maarif 0,1%
22. Deddy Mizwar 0,1%
23. Tidak Tahu atau Tidak Jawab 25,5%
=======================================

Berikut ini simulasi duet Pilpres 2019 versi Populi:

Jokowi-AHY 50,8%
Prabowo-Anies 27,8%

Jokowi-Airlangga Hartarto 54,3%
Anies-AHY 14,8%

Jokowi-Sri Mulyani 57,3%
Gatot-Anies 15,8%

Jokowi-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 50,6%
Prabowo-Anies 27,8%

Jokowi-Moeldoko 49,1%
Prabowo-Anies 28,8%

Comments are closed.