
BERITAKALTIM.CO- Sejumlah aktivis mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Peduli Lingkungan Kalimantan Timur (AMPLKT) mengaku didatangi sekelompok orang tak dikenal berpakaian preman. Orang-orang tersebut mendatangi sekretariat para aktivis yang berlokasi di Kampus Univesitas Mulawarman. Aksi preman tersebut diduga sebagai bentuk teror kepada mahasiswa karena membongkar kasus tambang batu bara dan dermaga (Jetty) liar di Desa Sebulu dan Jongkang, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menurut Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Lingkungan Kalimantan Timur (AMPLKT), Agus Setiawan, para peneror yang datang ke sekretariat mereka meminta agar para mahasiswa menghentikan aksi mereka. Orang tidak dikenal yang datang menumpang satu mobil itu juga meminta para aktivis tidak melakukan aksi unjukrasa yang rencananya digelar di Polda Kaltim, Rabu (22/12/2021) besok.
“Kami memang ada rencana aksi unjukrasa ke Polda Kaltim di Balikpapan. Mereka meminta supaya membatalkan saja. Kata mereka, jangan urusi masalah orang,” cerita Agus, Selasa (21/12/2021).
Jumlah orang yang mendatangi sekretariat para aktivis sebanyak 4 orang. Tidak sampai terjadi tindak kekerasan, hanya perdebatan dengan para mahasiswa. Menurut orang-orang tersebut, para mahasiswa kalau mau unjukrasa jangan ditujukan kepada satu orang saja.
“Dengan adanya kiriman orang seperti ini, kami tegaskan kami tidak akan mundur walau satu langkah. Karena gerakan kami murni untuk mencegah pencurian, penjarahan sumber daya alam dari bumi kaltim. Itu tujuan utama kami,” tegasnya.
Sebelumnya untuk diketahui AMPLKT menyoroti Keberadaan Jetty atau dermaga bongkar muat batu bara yang berlokasi di Desa Jongkang serta praktik tambang liar di Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Para mahasiswa sudah melakukan investigasi lapangan dan menemukan berbagai pelanggaran hukum yang semestinya sudah bisa ditangani aparat hukum.
Hasil investigasi kalangan mahasiswa itu rencananya disampaikan ke Polda Kaltim dengan cara melakukan aksi unjuk rasa. Sejumlah tuntutan dipersiapkan antara lain; meminta kepada Kapolda Kaltim untuk segera menyidik dan menindak dugaan praktek ilegal mining yang berada di Desa Sebulu Modern Kecamatan Sebulu dan dermaga Jetty yang diduga tidak dilengkapi izin memadai namun dijadikan tempat pengumpulan dan loading batu bara ke tongkang di Desa Jongkang, Kutai Kartanegara.
Para mahasiswa meminta kepada Kapolda Kaltim untuk segera turun ke lapangan untuk melakukan investigasi terhadap aktivitas ilegal mining yang berada di Desa Sebulu Modern, dan dua dermaga Jetty di Desa Jongkang, Kabupaten Kukar. Kemudian meminta kepada Kapolda Kaltim agar menangkap aktor intelktual di balik maraknya aktivitas tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebelumnya Polda Kaltim melalui Kabid Humas Komisaris Besar Polisi Yusuf Sutejo mengatakan kasus penambangan batu bara ilegal di Sebulu Modern dan keberadaan Jetty diduga tidak berizin sudah diteruskan ke Sat Reskrim Polda Kaltim dan sudah pula diinstruksikan agar Satreskrim Polres Kukar melakukan penyelidikan. Tapi, para mahasiswa meragukan apakah penyelidikan benar-bernar dilakukan, mengingtkan operasional tambang liar itu sudah berlangsung lama dan cenderung ada pembiaran.
Para mahasiswa menuding kasus pencurian sumber daya alam yang notabene adalah milik negara sama dengan korupsi. Mereka menuding praktik kejahatan itu termasuk korupsi berjamaah. #
Wartawan: Heriman
Comments are closed.