BERITAKALTIM.CO- Warga Jalan Sepakat III RT 10, Kelurahan Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat meminta kejelasan ganti rugi lahan yang diperuntukkan pembangunaan SMP Negeri 25.
Pembangunan SMP Negeri 25 sudah dimulai sejak awal tahun 2022 dengan proyek senilai Rp. 42 Miliar. Sebanyak 20 warga yang disinyalir pemilik lahan, tidak pernah dilibatkan dalam negosiasi pembahasan kisaran nilai ganti rugi. Selama ini hanya menunggu informasi dari RT setempat.
Salah seorang warga yang lahannya digunakan pembangunan SMPN 25, Baso mengatakan, saat ini pihaknya hanya ingin meminta kejelasan ganti rugi lahan yang dimilikinya seluas 200 meter yang dibeli sejak tahun 2007 seharga Rp 15 juta dari Istaniah.
Bukti pembelian lahan juga dilengkapi dengan kwitansi serta surat perjanjian jual beli. Tanah tersebut dibeli dengan surat segel yang dibuat tahun 1984.
Berbagai usaha telah dilakukan, Baso katakan telah mempertanyakan permasalahan ini ke sejumlah pihak namun belum ada kejelasan, seperti bertanya di Kelurahan dan Ketua LPM Baru Tengah.
“Ini suratnya lengkap, dari awal dibangun tidak ada koordinasi, saya coba tanya di kelurahan, tanya LPM, dilempar-lempar. Dari LPM disuruh ke Arbain Side sebagai pengelola,” jelasnya.
“Setelah mereka berkumpul, dibilang nanti dibuatkan lagi tim untuk bersurat ke BPKAD. Sampai sekarang tidak ada kabarnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pihaknya bersama warga lainnya hanya bisa menunggu kabar dan tidak bisa berbuat apa-apa. “Hanya bisa menunggu kabar, mau bagaimana lagi. Belum ada pembicaraan lagi,” harapnya.
Dirinya berharap, pemerintah secepatnya memberikan ganti rugi karena lahan ini awal mulanya juga beli. “Kita tidak nuntut harus dibayar ganti rugi berapa, karena dasarnya beli, tidak asal patok,” ucapnya.
Ronny Syarifuddin, Kepala Seksi Sarana, Prasarana dan Perpustakaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan selaku PPATK enggan berkomentar karena hal tersebut telah diserahkan penyelesaian kepada tim pengelola.
“Kalau masalah itu tanya pak Arbain Sidde karena dia pengelolanya,” terangnya. #
Comments are closed.