Oleh: Muh. Jamal Amin.
SEJAK dideklarasikan oleh Partai Nasdem sebagai Calon Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 Oktober 2022, sebagian masyarakat di berbagai daerah menyambutnya dengan penuh harap, hal ini dapat dilihat pada setiap kunjungannya ke berbagai daerah, ia disambut oleh ribuan warga masyarakat dari berbagai strata sosial. Sambutan yang begitu meriah dan gegap gempita merupakan bentuk ekspresi keinginan masyarakat agar Anies dapat memimpin Bumi Persada Indonesia pada tahun 2024.
Seperti yang diberitakan diberbagai media, bahwa ada 3 Partai Politik yang siap berkoalisi untuk mengusung menjadi Capres, yakni Partai Nasdem, Demokrat dan PKS, yang menurut kabar Insya Allah akan dideklarasikan pada Awal Bulan Ramadhan yang penuh berkah pekan terakhir Maret 2023.
Koalisi 3 Partai ini sudah memenuhi syarat untuk mengusung Capres &CawaPres Negara Republik Indonesia tahun 2024 -2029 .
Untuk memenangkan Kontestasi Pilpres, pasangan capres dan cawapres harus memiliki daya pikat yang tinggi sehingga para pemilih menjatuhkan pilihannya pada pasangan tersebut. Oleh karenanya sosok cawapres juga sangat menentukan. Disinilah Anies harus betul dan jeli untuk menentukan dengan siapa harus berpasangan.
Bagi Partai Nasdem sendiri, soal cawapres untuk Anies, ia menyerahkan sepenuhnya untuk menentukan dan memilih sendiri. Pemikiran Nasdem ini tentu ada dasarnya antara lain masalah chimestry atau kecocokan sebagai pasangan dalam bekerja nantinya dan ini sangat menentukan keberhasilan jalannya roda pemerintahan negara dikemudian hari.
Lain halnya dua Partai koalisi yang mendukungnya yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera, masing masing mengajukan kadernya untuk mendampingi Anies adalah hal yang wajar kalau keduanya menginginkan kursi CawaPres. Teori Politik menjastifikasi tentang hal ini bahwa tujuan utama Partai Politik adalah bagaimana mendapatkan kekuasaan. Tetapi juga keduanya legowo kalau Anies tidak memilihnya, kalau ada calon yang lebih baik yang bisa memenangkan kontestasi nantinya. Satu sikap yang mengedepankan solidaritas, kebersamaan dan tidak egois untuk satu tujuan yang mulia.
Pada setiap kunjungannya ke daerah daerah Anies selalu menyampaikan bahwa visi besar yang menjadi cita-cita perjuangannya adalah mewujudkan “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan bangsa. Merubah keadaan untuk menjadi lebih baik yang memberi kenyamanan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kembali kepada topik tulisan ini Menakar Peluang Siapa Cawapres Anies?
Ada banyak nama dan tokoh nasional yang diusulkan oleh berbagai pihak, antara lain Gatot Nurmantio mantan Panglima TNI, Ridwan Kamil Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat, Andika Perkasa, juga mantan Panglima TNi, Sandiaga Uno Kader Partai Gerindra, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur, termasuk 2 kader partai yang mengusung Yakni Agus Harimurti Yudhoyono dari Partai Demokrat dan Achmad Heryawan dari Partai Keadilan Sejahtera.
Hari ahad tgl 5 Maret 2023 kemarin, Bos Nasdem Surya Paloh bertemu Prabowo kurang lebih 2 jam. Di Hambalang kediaman Prabowo, salah satu yang dibahas adalah Surya Paloh meminta kepada Probowo agar Sandiaga Uno diikhlaskan untuk menjadi cawapres Anies, dengan tegas Probowo menolak dan berkesimpulan mari kita saling menghormati keputusan Partai masing-masing untuk berkontestasi dalam Pilpres/Wapres 2024.
Lain halnya dengan Ridwan Kamil juga rasanya menjadi mustahil karena dia menjadi bagian dari Partai Golkar yang beberapa pekan lalu resmi menjadi kader Partai Golkar setelah dipakaikan baju kuning, baju kebesaran Partai Golkar oleh Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Golkar. Partai ini juga sudah membentuk poros koalisi bersama PAN dan PPP meskipun sampai hari ini belum ada tanda tanda siapa Capresnya
. Lalu bagaimana dengan 2 nama lainnya yang sama sama Mantan Panglima TNI, yakni Gatot Nurmantio dan Andika Perkasa, rasanya 2 nama ini sudah jarang disebut oleh publik dan Media, baik media cetak maupun elektronik.
Nah justru 1 nama lainnya yang semakin banyak disebut dan diusulkan banyak pihak yaitu Khofifah Indar Parawansa, tokoh perempuan nasional yang sekarang masih menjabat sebagai Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur.
Saya berselancar di dunia maya untuk mencari referensi digital tentang sosok Tokoh Perempuan ini.
Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya pada tanggal 19 Mei 1965 (58 Tahun), alumni Fisipol Universitas Airlangga Surabaya tahun 1990. Ia memulai karir politiknya diusia muda 27 tahun sebagai Anggota DPR RI Tahun 1992 -1999 dari Fraksi PPP dari daerah pemilihan Jawa Timur. Pada masa Pemerintahan Presiden H.Abdurrahman Wahid, karena wawasan, ketokohannya serta latar belakangnya sebagai Nahdiyin dia dipercaya Menjadi Menteri Peranan Wanita tahun 1999-2001.
Khofifah adalah Menteri termuda di era Itu. Karier Politiknya terus berlanjut lepas dari jabatan Menteri. Hasil Pemilu Legislatif tahun 2004 mengantarkannya kembali ke Senayan menjadi Anggota DPR RI periode 2004-2009 dari dapil Jawa Timur dengan perahu Partai Kebangkitan Bangsa, bahkan dia dipercaya menjadi salah satu Wakil Ketua DPR RI pada masa itu.
Kerena ketokohannya sebagai perempuan, tidak hanya dikalangan Nahdiyin tetapi juga menjadi tokoh yang banyak menginspirasi berbagai kalangan di seluruh pelosok Bumi Pertiwi Indonesia, tak heran kalau Presiden Jokowi pada masa pemerintahannya jilid I mempercayainya memimpin Kementerian Sosial dari 27 Oktober 2014 sampai tgl 17 Januari 2018. Diaa pamit kepada Presiden Jokowi untuk berhenti jadi Menteri, karena diminta oleh masyarakat Provinsi Jawa Timur untuk menjadi Gubernur Kepala Daerah. Dan bersama dengan Emil Dardak berhasil memenangkan kontestasi.
Ia memulai bertugas sebagai Gubernur Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur sejak 13 Pebruari 2019 sampai sekarang. Dalam memimpin Jawa Timur yang memiliki jumlah pemilih 31,8 juta orang dalam pilpres 2024, nomor 2 terbanyak setelah Jawa Barat 33 3 juta orang, telah banyak membawa kemajuan bagi kesejahteraan seluruh masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Hal tersebut ditandai oleh banyaknya penghargaan yang diterima baik dari Pemerintah Pusat maupun dari lembaga Swasta Bahkan dari Dunia internasional.
Dari rekam jejak digital Khofifah Indar Parawansa yang saya dapat dan paparkan dalam tulisan ini sebagai teropong dan analisis Akademik yang rasional dan objektif, Khofifah Indar Parawansa memiliki Kemampuan, kompetensi, pengalaman, integritas serta kearifan yang paripurna.
Apa yang pernah disampaikan Anies tentang kriteria yang diharapkan dapat menjadi pendampingnya, yakni dapat menambah elektabilitasnya, memperkuat soliditas Partai pendukung koalisi serta kecocokan/ chemistry dalam bekerjasama mengelola pemerintahan negara nantinya.rasanya semua dimiliki Khofifah Indar Parawansa yang memiliki usia lebih tua dari Anies.
Karenanya tulisan ini setidaknya bisa menjadi bahan referensi, saran dan masukan bagi Anies Rasyid Baswedan dalam memilih, menentukan dan mengambil keputusan tentang pendampingnya untuk mewujudkan cita cita Perjuangannya yakni Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang membawa kesejahteraan dan kebahagian pada semua aspek kehidupan seluruh rakyat Indonesia.
Terimakasih wassalam
Samarinda, 6 Maret 2023
*) Penulis Muh. Jamal Amin.
– Dosen Program Sarjana dan Magister Ilmu Pemerintahan dan Magister Administrasi Publik Universitas Mulawarman Samarinda Kaltim.
– Anggota Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) MPW Pemuda Pancasila Kaltim.