BERITAKALTIM.CO – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) terus berupaya menurunkan angka stunting yang menjadi sorotan nasional.
Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kukar, serangkaian program telah diluncurkan untuk memberikan pendampingan intensif kepada keluarga yang berisiko dan terkonfirmasi stunting.
Sekretaris DP2KB Kukar, Mastukhah, mengungkapkan bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari tenaga kesehatan, anggota PKK, dan kader KB, telah dikerahkan untuk memberikan dukungan penuh.
“Kami menargetkan calon pasangan suami istri, ibu hamil, balita, hingga pasca bersalin,” ujar Mastukhah pada saat diwawancarai, Rabu (17/4/2024).
“Kami memastikan data keluarga yang berisiko stunting tercatat dan dilaporkan melalui Elsimil,” tambahnya.
Elsimil adalah aplikasi yang dibuat oleh BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional). Elsimil sendiri merupakan singkatan dari Elektronik Siap Nikah dan Hamil, di mana diharapkan setiap calon manten mendata dirinya untuk skrining kesehatan. Idealnya, sejak 3 bulan sebelum menikah, calon manten sudah mendapatkan monitoring kesehatan dari Puskesmas.
Mastukhah juga menunjukkan komitmennya dalam mengatasi stunting.
“Petugas TPK kami wajib merawat anak yang positif stunting hingga sembuh total, bahkan menjadi orang tua asuh,” jelasnya.
Menurutnya, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 adalah 21,5 persen.
Di tahun 2023, angka tersebut mengalami penurunan tipis menjadi 21,4 persen. Sementara itu, prevalensi stunting di Kalimantan Timur pada 2023 mencapai 22,9 persen.
“Untuk Kukar, prevalensi stunting tahun 2022 adalah 27,1 persen, dan kami masih menunggu data terbaru untuk tahun 2023,” tutup Mastukhah.
Dengan langkah-langkah progresif ini, Pemkab Kukar berharap dapat memperbaiki kualitas hidup anak-anak dan mewujudkan generasi penerus yang lebih sehat dan kuat. #
Reporter: Sandi | Editor: wong | ADV | Diskominfo Kukar
