BeritaKaltim.Co

Terima Kasih Sa’bani-Rendi

KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) Balikpapan selesai menghitung hasil suara Pilwali Balikpapan. Paslon No 1 Rahmad Mas’ud-Bagus Susetyo mengungguli dua lawannya Paslon No 2 Rendi Ismail-Eddy Darmawan dan Paslon No 3 M Sa’bani-Syukri Wahid.

Rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara yang berlangsung di Hotel Gran Senyiur, Jumat (6/12/2024) menunjukkan Rahmad-Bagus meraup 177.290 suara.  Sedang Rendi-Eddy mendapat 45.668 suara  dan Sa’bani-Syukri 76.187 suara.

“Jadi dari hasil rekapitulasi suara, maka pasangan Rahmad-Bagus memenangi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan Tahun 2024,” kata Ketua KPU Balikpapan Prakoso Yudho Lelono.

Meski sudah dikatakan kalah, tapi kita mesti mengucapkan terima kasih kepada kedua pasangan Rendi-Eddy dan Sa’bani-Syukri. Mereka sudah menjadi “pahlawan”  yang menyelamatkan Pilkada Balikpapan tidak melawan kotak kosong seperti terjadi di Pilwali Balikpapan tahun 2020.

Kotak kosong jilid 2 memang nyaris terjadi. Karena Rahmad-Bagus sudah memborong hampir semua kursi partai. Tinggal tersisa PDIP dan Demokrat, yang jumlah kursinya tidak mencukupi persyaratan. Syukur terbit putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No 60/2024 tentang penurunan ambang batas pencalonan, sekaligus memungkinkan suara partai nonparlemen bisa diperhitungkan.

Rendi, Sa’bani, dan Syukri sempat bertemu. Tadinya mereka sepakat hanya memunculkan satu pasang saja untuk melawan Rahmad-Bagus.  Mereka menyadari hanya dengan head to head peluang untuk memenangi kontestasi lebih terbuka.

Ketika putusan MK No 60 terbit di detik-detik menjelang pendaftaran, Rendi mendadak mendapat lampu hijau dari PDIP. Dia langsung diminta terbang ke Jakarta. Ia menyodorkan nama Syukri Wahid sebagai pendampingnya. Di luar dugaan ternyata Syukri dan Sa’bani juga sudah terbang ke Jakarta. Mereka juga mendapat lampu hijau dari Partai Demokrat dan Gelora.

Akhirnya PDIP memutuskan Rendi berpasangan dengan kader PDIP, Eddy Sunardi Darmawan yang akrab dipanggil Eddy Tarmo. Sedang Sa’bani-Syukri tetap berangkat dengan bendera Demokrat dan Gelora ditambah PSI dan Partai Perindo.

Itulah latar belakang yang terjadi sehingga muncul dua pasang calon melawan Paslon No 1. Banyak pihak yang menyayangkan, tapi saat itu sudah tak mungkin lagi pasangan Sa’bani-Syukri dan Rendi-Eddy dilebur jadi satu.

Mereka menyadari  munculnya dua pasangan itu lebih menguntungkan Paslon No 1. Karena suara mereka terbagi. Pemilih juga bingung, apa mencoblos Paslon No 2 atau No 3. Serba salah dalam menentukan pilihan, meski sepakat tidak menjatuhkan pilihan ke No 1. Banyak yang bertanya ke arah mana pilihan diberikan.

Sebaliknya kubu Paslon No 1 terasa lebih nyaman dengan munculnya lawan dua pasang. Kekhawatiran Paslon 2  dan No 3 menggerus suaranya sangat kecil terjadi. Justru yang sangat mungkin adalah terbaginya suara, sehingga tidak ada yang bisa melebihi suara Paslon No 1.

Apa mau dikata, itulah yang terjadi Pilwali Balikpapan yang menelan biaya Rp73,3 miliar diikuti 3 paslon. Paslon No 2 dan No 3 sama-sama membawa semangat perubahan untuk menumbangkan Paslon No 1.

Yang cukup memprihatinkan, dari Pilkada Balikpapan dengan 520.982 pemilih, ternyata ada 205.562 pemilih tidak menggunakan suaranya atau hak pilihnya. Hampir separuh dari DPT tidak datang ke TPS. Meleset dari target yang disampaikan KPU. Selain ada 16.278 suara dinyatakan tidak sah.

Sementara itu, saksi Paslon No 1 Pilgub (Isran-Hadi) dan saksi Paslon No 3 Pilwali (Sa’bani-Syukri) memilih tidak menandatangani berita acara hasil rekapitulasi. Hasil rekapitulasi Pilgub Kaltim di Balikpapan menunjukkan pasangan Isran-Hadi 126.905 suara dan  Rudy-Seno meraih 172.057 suara.

Ketua KPU Prakoso mengatakan, secara umum pelaksanaan Pilgub dan Pilwali Balikpapan 2024 berlangsung, aman dan lancar meski di beberapa hal perlu dilakukan evaluasi untuk perbaikan ke depan.

TAK BISA SENTUH RT

Jika melihat ke belakang, selama kampanye dan sosialisasi, isu yang ditawarkan pasangan Rendi-Eddy dan Sa’bani-Syukri sebenarnya sudah mengena. Mereka menyentuh apa yang dirasakan warga saat ini, keterbatasan bangku sekolah, pelayanan BPJS gratis yang masih ada masalah, kesulitan air bersih, kelangkaan gas melon atau LPG 3 kg, antrean BBM, banjir dan kemacetan lalu lintas.

Mereka juga mengibarkan semangat pemerintahan antidinasti.  Pemerintahan yang bersih dan menerapkan merit system sebagai kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, yang diberlakukan secara adil dan wajar dengan tanpa diskriminasi.

Dalam tiga kali debat, Sa’bani-Syukri dan Rendi-Eddy banyak menembak berbagai persoalan kota yang menjadi keresahan warga dan belum terselesaikan. Sekaligus mereka menawarkan solusi dan berbagai program baru yang bernuansa inovatif.

Tapi ternyata itu tidak cukup. Pasangan Rendi-Eddy dan Sa’bani-Syukri punya keterbatasan logistik dan jaringan. Dia tak bisa menyentuh banyak RT. Bahkan Rendi sempat ditolak kampanye di satu dua tempat. Berbeda dengan lawannya yang bisa bergerak leluasa. Belum lagi sifat pemilih, yang ternyata  masih transaksional atau pragmatis. “Adakah???”

Belum lama ini Sa’bani-Syukri merilis video yang menyikapi hasil Pilwali. Mereka mengucapkan terima kasih kepada semua pendukung, relawan dan juga para saksi serta masyarakat Balikpapan yang telah memberikan dukungan kepada Paslon No 3. Di sisi lain mereka menyindir sikap KPU dan Panwaslu, yang diduga melakukan pembiaran.

“Terima kasih kepada KPU dan Panwaslu yang membiarkan politik uang terjadi di mana-mana tanpa ada teguran. Terima kasih kepada para buzzer yang mengkritik, memberikan saran dan menonton  serta men-downgrade kami dengan segala cara, namun kemudian kami tetap teguh dan berhasil  melewati kontestasi dengan baik. Masyarakat bisa menilai suara mana yang tidak dipengaruhi politik uang dan suara siapa yang dipengaruhi politik uang,” kata Sa’bani.

Syukri menambahkan. Dia bilang, sejak awal pasangan Sabani-Syukri bertekad menciptakan demokrasi yang bersih. “Proses demokrasi yang bersih hanya bisa dimunculkan dari proses yang berkomitmen dengan cara-cara yang baik dan bersih pula. Sebab pemimpin harus kita lahirkan dari rahim demokrasi yang bersih,” tandasnya.(*)

Comments are closed.