
BERITAKALTIM.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,5 triliun untuk mendukung program-program unggulan pada tahun 2025.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kaltim, Yusliando, menjelaskan bahwa alokasi anggaran ini merupakan bagian dari total APBD Kaltim sebesar Rp21 triliun, yang difokuskan untuk mempercepat berbagai program strategis.
“Anggaran sebesar Rp2,5 triliun ini sudah disiapkan dengan matang. Ini merupakan sekitar 12,5 persen dari total APBD kami tahun 2025, dan kami pastikan dana tersebut akan digunakan untuk program-program unggulan Gubernur kaltim, Rudy mas’ud yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kaltim,” ujar Yusliando, Senin (10/3/2025).
Program unggulan yang dimaksud meliputi berbagai sektor, terutama pendidikan dan kesehatan, yang menjadi fokus utama dalam pembangunan Kaltim.
Salah satu program yang mendapat perhatian khusus adalah Gratispol, yang diharapkan dapat terus berlanjut hingga tahun 2030.
“Tahun 2025 ini merupakan tahun pertama kami mengimplementasikan program Gratispol. Program ini dirancang untuk mendukung masyarakat agar dapat mengakses pendidikan dengan biaya yang terjangkau, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Program ini bukan hanya untuk tahun 2025, tetapi akan berlangsung sampai tahun 2030, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kita,” ungkap Yusliando.
Yusliando menambahkan bahwa kebijakan Gratispol ini bertujuan untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah yang saat ini baru mencapai 9,9 tahun. Dengan adanya program ini, diharapkan angka tersebut dapat meningkat, serta membuka lebih banyak kesempatan bagi warga Kaltim untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Kami melihat bahwa rata-rata lama sekolah kita masih cukup rendah. Dengan adanya Gratispol, kami berharap angka ini bisa meningkat, dan lebih banyak anak-anak Kaltim yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apalagi, angka lulusan SMA yang melanjutkan kuliah masih cukup rendah. Ini menjadi tantangan yang harus kita atasi, dan Gratispol menjadi solusi penting,” jelasnya.
Selain itu, Yusliando juga menekankan bahwa program Gratispol tidak hanya mencakup pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga mencakup dukungan untuk jenjang pendidikan tinggi, mulai dari S1 hingga S3.
Program ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi tanpa terkendala biaya.
“Kami juga ingin meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan tinggi, terutama untuk mereka yang kurang mampu bisa melanjutkan ke perguruan tinggi,” pungkasnya. #
Reporter : Yani | Editor : Wong
Comments are closed.