BeritaKaltim.Co

Tanggapi Diksi “Manusia Gurun”, Pemuda Pancasila Kaltim Minta Rektor ITK Mundur

BERITAKALTIM.CO- Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW PP) Kalimantan Timur memberikan tanggapan atas diksi yang disampaikan Profesor Budi Santosa Purwokartiko di media sosial. Dalam rilis resminya, organisasi massa itu menyebut ada dua diksi yang ngawur dan tidak mencerminkan paradigma Pancasilais.

Diksi pertama, mengenai unggahan Rektor ITK itu yang menjadi viral. Yaitu menyebut mahasiswanya yang berjilbab dengan istilah manusia gurun. Sedangkan yang kedua, ada jejak digital sang rektor di akun media sosial yang sama, menyebut dengan diksi “Bukan Muhrim Tidak Boleh Bersentuhan, itu adalah Ajaran Manusia Ganas”.

“Diksi tersebut sangat tidak bijak dan sangat salah besar,” kata Ketua harian MPW PP Kaltim Zuhairie, didampingi Awang Yacoub Luthman, Sekretaris MPW PP Kaltim, Rabu (4/5/2022).

Dalam rilis yang diterima beritakaltim.co, disebutkan, diksi itu berbau SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).

“Kami sebagai Representasi dari MPW Pemuda Pancasila Kalimantan Timur, sangat menyesalkan statement tersebut keluar dari jiwa seorang berpangkat akademik tinggi. Dengan tegas kami menolak Profesor Budi, berada di Bumi Kalimantan yang benar benar menjaga sikap Pancasilais dan perlu kami ingatkan kepada Profesor Budi, kalau dirinya bukan hanya membuat kami sebagai penjaga Pancasila di benua Kalimantan Timur ini, marah, tetapi dia telah melanggar sumpah jabatannya; Demi Allah, saya bersumpah/berjanji : Bahwa saya, untuk diangkat menjadi …*Dengan Nama Jabatannya*, akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah”.

“Maka jelas Pertama, Proffesor Budi telah melanggar sumpah Jabatannya. Kedua, Profesor Budi adalah pemimpin di ITK tanah Kalimantan Timur, benua Kutai Kartanegara, yang menjaga Agama, Adat, Adab dan Akulturasi Budaya, jelas sebagai pemimpin dia bukan seorang pengayom bahkan bukan seorang yang toleran yang menjaga toleransi dengan baik, siapapun beliau maka jelas beliau tidak layak sebagai Rektor pemimpin di Kampus besar sekelas ITK. Ketiga, Paradigma pikirannya jelas tidak berdasar dengan Ketuhanan YME dengan keyakinan yang dia peluk.Jiwa yang demikian akan menjauhkan diri menjadi manusia adil dan beradab apalagi menjaga Persatuan Indonesia, maka jelas akan menjauhkan ITK dan Kalimantan Timur dari Keadilan Sosial, secara prespektif kami sangat mengkhawatirkan nasib mahasiswi mahasiswi ITK yang berjilbab, maupun mahasiswa mahasiswi islam ITK yang Ikhsan,” kata Zuhairy dalam rilis tersebut.

“Kami representasi MPW PP KALTIM, menyatakan dengan jelas dan tegas, bahwa kami meminta agar beliau sebagai Rektor dipertimbangkan untuk tidak menjadi pemimpin, dan kami minta Insitusi ITK dan DIKTI jangan diam,” ujarnya.

Pemuda Pancasila Kaltim juga meminta kepada tim kode etik kedua institusi tersebut harus jelas dan tegas terhadap pemimpin Rektor di kampus ITK, karena jelas pintu masuk kode etiknya adalah melanggar sumpah jabatan dan diksi diksi yang tidak berwawasan akademik yang baik dan benar.

“Kami sangat tidak respek jika seseorang berpangkat` akademik tertinggi etika akademiknya terlanggar dan etika kepemimpinannya tidak pancasilais, maka mengundurkan diri akan lebih terhormat, dari pada kami demo ITK besar besaran, dan kami akan beri catatan bahwa demo yang akan kita lakukan adalah Demo yang Pancasilais dan mengedepankan Etika dan Kehormatan Akademik. Dan ini adalah bentuk sikap MPW Pemuda Pancasila KALTIM atas Kepemimpinan yang tidak pancasilais,” ungkapnya menutup pernyataan tertulis itu. #

Editor: charle

Comments are closed.