BONTANG, BERITABONTANG.com – Kelangkaan elpiji 3 kg disikapi Wali Kota Bontang dengan surat edaran. Tertanggal 25 Februari 2015, Wali Kota Adi Darma meminta kepada pengelola hotel, restoran, dan rumah makan untuk tidak menggunakan tabung melon.
“Dengan ini kami ingatkan agar saudara tidak menggunakan LPG 3 kg dalam melakukan kegiatan usaha,” tulis surat dengan nomor 500/047/Eko itu.
Di poin yang sama, pengawasan dan inspeksi mendadak akan dilakukan melalui dinas terkait. Itu terhitung sejak surat ini resmi diterbitkan dan diedarkan.
Sayangnya, tak ada penjelasan soal sanksi bagi hotel, restoran, dan rumah makan yang masih menggunakan elpiji 3 kg dalam menjalankan usahanya.
Dalam surat itu, dalil yang digunakan merujuk pada surat Direktorat Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Operational Regional VI Balikpapan. Pun, Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG tabung 3 kg.
Penegasannya, sesuai pasal 3 ayat 1 peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2007, penyediaan dan pendistribusian elpiji 3 kg sejatinya hanyadiperuntukkan bagi rumah tangga dan usaha mikro.
“LPG tabung 3 kg adalah barang bersubsidi dari pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat rumah tangga dan usaha mikro yang telah dikonversikan dari minyak tanah,” tegas isi surat yang ditandatangani oleh walikota itu.
Sejak beberapa bulan terakhir, kelangkaan elpiji 3 kg terjadi di Kota Taman. Kondisi ini sempat menuai sorotan DPRD Bontang yang menganggap ada yang tidak beres dalam distribution channel dari pusat ke daerah. Apalagi, kelangkaan elpiji 3 kg biasanya hanya terjadi saat permintaan pasar sedang tinggi dan memasuki hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Idulfitri.
Nah, Pemkot Bontang sendiri kabarnya akan mengajukan penambahan kuota elpiji 3 kg untuk merespon kelangkaan ini. Dari kuota awal 1.210.720 per tahun, angkanya meningkat menjadi 302.680. Totalnya menjadi 1.513.400 tabung per tahun. Ini diungkapkan Rahmat, Kasubag Usaha Produksi, Bagian Ekonomi Pemkot Bontang.
Rahmat mengklaim, kelangkaan elpiji 3 kg di Bontang bukan karena permainan oknum di tingkat ditribusi. Melainkan karena kuota yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduk.
“Selain itu karena peralihan konsumen, dari elpiji 12 kg ke elpiji 3 kg,” beber Rahmat. #fs