BONTANG, BERITAKALTIM.com – Sorotan tajam terhadap pengelolaan Water Treatment Plant Kanaan di Kecamatan Bontang Barat, kembali menghardik. Kali ini dari Ketua DPRD Bontang Kaharudin Jaffar.
Ditemui BERITAKALTIM.com di ruang kerjanya, politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu menyebut jika pembangunan WTP di sana tidak melalui kajian sebelum pembangunannya. Itu sebabnya, air baku yang dihasilkan tidak laik untuk dikonsumsi dan digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Lantaran tidak sesuai peruntukkan, kata Kahar, banyak komplain dari pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman. “Bukan hanya WTP Kanaan saja yang begitu. Masih ada beberapa titik WTP di Bontang yang memang kondisi airnya keruh. seperti di Lhoktuan,” katanya.
Menurut Kahar, fakta ini membuktikan jika pembangunan WTP Kanaan terkesan ala kadarnya. Sebab indikatornya hanya melihat ada sumber air yang laik untuk didistribusikan ke pelanggan PDAM tanpa melihat kualitas dan kuantitas air.
“Di sana itu kan ada filter yang memang diperuntukkan agar air bisa diminum langsung. Tapi itu tidak difungsikan. Sehari saja digunakan maka filter tersebut akan rusak karena air baku di WTP Kanaan banyak mengandung fe atau kadar besi yang tinggi, ” tandasnya.
Ya, seperti diketahui, WTP Kanaan memang memiliki Ultrafiltrasi (UF) yang berfungsi memperbaiki kualitas air sebelum disalurkan kepada pelanggan. Namun selama 2 tahun terkahir, teknologi itu kadung tidak digunakan. Itu artinya, air dari WTP Bhayangkara ke WTP Kanaan dilakukan tanpa penyulingan dan fungsi WTP Kanaan hanya sekadar menjadi kanal distribusi, bukan difungsikan sebagai proses penyulingan.
Kahar menegaskan, UF yang dipakai juga dianggap tidak tepat guna. “UF seharusnya digunakan untuk menjernihkan air permukaan, bukan air bawah tanah seperti yang selama ini,” jelasnya. #fs