BONTANG, BERITAKALTIM.com- Balapan liar remaja Bontang yang kerap meresahkn warga nyaris menelan korban sekitar pukul 00.45 wita dini hari, Minggu (23/8/15). Remaja yang mengendarai motor bebek nyaris kehilangan nyawanya saat menabrak mobil Nissan Livina hitam.
Saksi mata Randy saat berada di tempat kejadian perkara (TKP) mengatakan, kejadian bermula saat mobil tersebut melewati kapsulan jalan yang biasa dijadikan peserta balapan liar sebagai batas lintasan terakhir.
Naasnya, setelah beberapa meter melewati kapsulan, peserta balapan liar tersebut kurang mahir menguasai motor miliknya. Susah dikendalikan dan akhirnya menabrak bagian belakang mobil parkir.
“Dia laju, pas selesai belok dikapsulan. Dia lngsung nabrak pantat mobil itu,” tutur penonton setia balapan liar yang digelar
tiap Sabtu malam ini.
Tak terima begitu saja, Fikri langsung turun menghampiri pengendara yang menabrak mobilnya. Untungnya pengendara motor tersebut tidak sempat dihakimi pemilik mobil karena pengendara lain yang melintas memadati jalan, remaja yang belum diketahui namanya tersebut langsung mengambil motornya dan memilih kabur.
Tak lama berselang, pengamanan dari Makopolres Bontang mendatangi TKP. Kedatangan mereka ternyata mendapat sambutan yang tidak baik. Gerombolan pembalap liar dan warga yang menonton malah meneriaki para Polisi yang datang terlambat.
“Polisi t…, ngapain kesini. Ayo pulang-pulang,” teriak mereka.
Berang, tak terima dengan kata-kata yang dilontarkan polisi pun langsung turun dari kendaraan dan mencari asal suara tersebut.
Ada yang mengamuk bahkan memukul salah satu remaja dari kolompok tersebu. Tetapi tak ada diantara mereka yang mengaku bahkan menunjuk pelaku yang berteriak.
“Gak tau pak, siapa yang teriak yang jelas bukan kami,”ujarnya
Terpisah, warga sekitar meminta agar kepolisian segera mengambil tindakan dan mengamankan remaja yang sering melakukan balapan
liar.
“Disini sudah banyak kejadian. Baik itu ditabrak atau disenggol sama anak-anak balapan liar. Sebelum ada korban lagi sebaiknya pak polisi segera menangkap mereka tanpa pandang bulu. Dan jangan diberi efek jera aja (di data), kalau perlu di sel aja dari pada kerjanya cuma bikin resah aja,”pungkas Pakde Eko, warga Gunung Sari.#nd
Comments are closed.