BeritaKaltim.Co

Diduga Ada Praktik Ilmu Hitam, 10 Warga Merancang Ulu Mati Setelah Kesurupan

TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM- Warga Kampung Merancang Ulu, Kecamatan Gunung Tabur, Kabupaten Berau, dihebohkan kejadian meninggalnya 10 orang warga secara beruntun dalam kurun waktu 45 hari. Dimana sebelum meninggal dunia, warga tersebut mengalami kesurupan yang dikuti jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia dalam kurun waktu kurang dari 12 jam dengan tanda seperti orang dicekik dan mulut mengeluarkan busa.

Kehebohan ini membuat Camat Gunung Tabur dan Segah, Kapolsek Gunung Tabur, Anggota DPRD Berau beserta sejumlah awak media, Minggu (20/03/2016) kemarin turun ke lapangan untuk memantau situasi terkini. Saat ini situasi kampung Merancang Ulu menjadi kampung yang mencekam terutama malam hari.

Berdasarkan informasi yang dihimpun beritakaltim.com dari pembicaraan yang berkembang dari keluarga korban dan masyarakat, kematian 10 orang warga mereka merupakan kejadian yang luar biasa dan menjadi misteri besar yang dikuatirkan merambat mengincar setiap warga di kampung tersebut.

“Ini aneh sekali, setiap kerasukan pasti ngomong akan ada yang menyusul dan ada juga menyebut nama-nama,” ungkap Andi salah seorang warga kepada awak media.

Dalam kurun waktu seminggu hampir bisa dipastikan ada warga yang meninggal tanpa didahului tanda-tanda sakit. Menurut keterangan, warga yang meninggal itu awalnya sehat saja namun tiba-tiba kerasukan dan meninggal dunia. Bahkan dikalangan masyarakat Merancang Ulu, misteri ini pun berkembang menjadi isu yang menyebutkan bahwa ada warga yang menggunakan ilmu hitam untuk kepentingan pesugihan.

“Setiap orang pintar yang ditanya jawabnya sama, ada pesugihan dan meminta korban,” ujarnya lagi.

Ironisnya, ada 4 nama yang kerap disebut-sebut oleh korban saat kerasukan yang kini menjadi target warga yang geram. Meskipun tidak ada bukti nyata, namun berdasarkan kecurigaan itu kini warga menjadi lebih sensitive dan mudah tersulut emosi.

Warga Kampung Merancang Ulu lainnya, Thamrin mengatakan warga sudah bisa menduga jika ada yang meninggal, maka tidak sampai seminggu lagi ada korban lain menyusul.

“Kalau kita habis gali kuburan, tunggu tidak sampai seminggu pasti gali kuburan lagi,” jelasnya.

Kapolres Berau, AKBP Anggie Yulianto Putro, melalui Kapolsek Gunung Tabur, AKP Sujarwo menekankan kepala kampung untuk meredam warganya.

“Sebab ini belum bisa dibuktikan, jangan sampai ada tindakan yang berujung pada pelanggaran hukum,” tegasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Berau, M Yunus yang turut ikut dalam rombongan juga meminta agar ada langkah-langkah cepat yang diambil Pemkab Berau untuk mengatasi masalah ini.

“Percaya tidak percaya yang begini ini pasti ada, namun kita tidak bisa langsung main hakim sendiri, perlu ada solusi cepat,” ujarnya. #HEL

Comments are closed.