BeritaKaltim.Co

Banjir di Santan Kukar Kian Mengkuatirkan

BONTANG, BERITAKALTIM.co – Kondisi banjir yang terjadi di Santan, Kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, kian mengkhawatirkan.

Nasrullah, Kepala Desa Santan Tengah menuturkan sejak akhir 1990 dengan adanya aktifitas pertambangan banjir di Santan tidak bisa diprediksi. Sejak Januari tahun ini, intensitas banjir semakin meresahkan. Disamping karena debit airnya makin besar, banjirpun disertai dengan lumpur, Senin (03/04/2017).

Keresahan warga Santan tersebut membuat Kesatuan Pelajar dan Mahasiswa Santan (Kepmas) berencana melakukan investigasi untuk membuktikan penyebab terjadinya banjir.

“Kami mensinyalir, banjir yang kerap terjadi di desa bukan hanya karena curah hujan yang tinggi akan tetapi ada kaitannya dengan eksploitasi tambang di hulu sungai Santan,” tutur Saiful Ardi, selaku Ketua Umum Kepmas.

PT. Indominco Mandiri dan PT. Tambang Damai, lanjut Saiful, merupakan deretan perusahaan yang melakukan aktivitas pertambangan di hulu sungai.

“Kami sudah memiliki beberapa informasi dan data yang menunjukkan bahwa limbah perusahaan terbuang langsung ke sungai. Akibatnya, intensitas banjir dan pencemaran air tak terhindarkan. Banjir yang terjadi sangat aneh, airnya keruh berlumpur, dan sangat tidak layak untuk dikomsumsi” tambah Saiful dengan menyakinkan.

Senada Saiful, aktivis lingkungan dari Santan Ilir, Taufik Iskandar menilai kondisi sungai Santan saat ini mengalami degradasi lingkungan.

“Berbagai persoalan yang dihadapi warga Santan terkait eksistensi kondisi sungai sebagai urat nadi kehidupan bagi masyarakat Santan Ulu, Tengah, dan Ilir,”terangnya.

Untuk diketahui, banjir kali ini memang merupakan banjir terbesar dari sebelum-sebelumnya, hal tersebut terlihat banyaknya rumah warga dan fasilitas umum lainnya seperti sekolah puskesmas tergenang air dalam beberapa hari terakhir.

Bukan itu saja dampak banjir yang meluas di tiga desa yaitu Santan Tengah Santan Ilir dan Santan Ulu juga berdampak pada kerugian petani karena gagal panen, beberapa tanaman yang dilanda banjir seperti jagung lombok dan sayur mayur lainnya.

Selain sekolah harus diliburkan sementara warga juga mengkhawatirkan munculnya buaya yang kerap muncul dikala banjir sebagaimana kejadian beberapa tahun yang lalu yang sempat menelan korban. #Aw

Comments are closed.