BeritaKaltim.Co

SMA Negeri 1 Berau Beri Penghargaan kepada Tokoh dan Dunia Industri

TANJUNG REDEB, beritakaltim.co- Pengembangan diri siswa terus ditingkatkan di sekolah – sekolah di Kabupaten Berau, salah satunya SMA Negeri I Tanjung Redeb. Kegiatan ini pun mendapat respon dan suport dari dunia usaha maupun dunia industri, tak terkecuali dari orang – orang yang bersinergi menudukung berbagai kegiatan pengembangan diri peserta didik.

Atas dukungan tersebut, Kepala Sekolah SMA Negeri I Tanjung Redeb, Dr H Saleh ST,M Pd beberapa hari lalu di Ball Room Hotel Makmur, Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb telah memberikan penghargaan kepada beberapa perusahaan dalam dunia industri (Dudi) pengembangan industri dan orang – orang yang telah mendukung program pengembangan diri siswa ini.

Mereka yang menerima penghargan adalah, yakni PT Berau Coal, PT Tanjung Redeb Hutani, PT Indo Pusaka Berau, PT Panglima Automobil, Ketua DPRD Berau, Hj Sarifatul Sya’diah S.Pd M.Si, Ketua Ikatan Alumni SMAN 1 Berau, Syahril, Ichsan Rafi, dan Alhamid Ketua Koni Kabupaten Berau.

Pemberian penghargaan ini pun menurut Saleh sebagai bentuk rasa terimakasih pihak sekolah kepada semua pihak yang selama ini telah mendukung dan membantu penerapan program pengembangan diri siswa.

Untuk itu dikonfirmasi Ketua DPRD Berau, Hj Sarifatul Sya’diah S.Pd M.Si berharap kepada tenaga pendidik SD hingga SMA termasuk SLB dapat menemukan dan mengembangkan potensi anak didiknya.

“Maka dalam kegiatan transfer ilmu, pendidik tak hanya harus fokus pada meteri akademis saja, tetapi juga mampu membuka pola pikir, wawasan, dan paradigma berfikir anak didik seluas- luasnya,“ ungkapnya.

Sebab kata Sarifatul banyak sekali potensi yang bisa digali dari setiap peserta didik. Tugas pendidik adalah bagaimana agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

“Pendidik harus membuka pola pikir anak didiknya, bisa dengan menceritakan kisah- kisah sukses inspiratif, dari orang- orang sukses, sebagai suport kepada anak didiknya agar mampu mengembangkan diri, dan tidak bergantung pada pendidikan kurikulum,” katanya.

Sebab pendapat Sarifatul, pengembangan diri ini merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam hal ini siswa atau murid dalam mengembangkan diri, dan mengekspresikan diri sesuai bakat dan minat. Pengembangan ini disesusaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini merupakan kegiatan di luar pelajaran. Sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.

Tujuan khususnya sudah jelas, yakni mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemandirian, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan sodial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karier juga kemampuan pemecahan masalah.

“Pentingnya pengembangan diri bagi siswa menurut Sarifatul, sangat penting, sebab melalui pengembangan diri siswa dapat mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Sebab pengembangan diri dapat menjunjung pendidikan di sekolah,“ urainya.

Dikatakannya, biasanya sekolah mempunyai kegiatan pengembangan diri secara terorogram dan tidak terprogram. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram ini harus dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam waktu tertentu.

“Selain itu, kegiatan terprogram ini dapat dilaksanakan secara individual, kelompok bahkan bisa secara klasikal,“ ujarnya.

Sedangkan pengembangan diri secara tidak terprogram menurut Sarifatul, dilaksanakan tidak dengan perencanaan khusus, dan waktu yang tidak tertentu pula. Kegiatan terprogram biasanya terbagi dua, yaitu pelayanan konseling dan ekstra kurikuler. Pelayanan konseling itu biasanya meliputi pengenalan diri diri sendiri, sosial, belajar dan bimbingan karier.

Sementara konseling adalah, sambung Sarifatul, pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Maka dari itu, kata Sarifatul, para insan pendidikan harus mampu kembangkan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif. Dengan demikian, siswa terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide -ide atau pendapat.

Sementara pada kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan keagamaan, kepemimpinan. Pungkasnya. #adv/mar

Comments are closed.