BeritaKaltim.Co

Relawan “Kolom Kosong” Beraksi, Tolak Panelis Debat Publik KPU Balikpapan

BERITAKALTIM.CO- Puluhan warga perwakilan relawan kolom kosong gelar aksi demo di depan Kantor KPU Balikpapan Jalan Jenderal Sudirman Balikpapan Kota. Mereka menyampaikan aspirasi terkait keberatan dengan para penelis dalam debat publik yang akan digelar malam nanti, Rabu (11/10/2020).

Ketua Jaringan Relawan Kolom Kosong Kota Balikpapan Suriansyah mengatakan, aksi demo ini tidak ada niatan membatalkan jadwal pelaksanaan debat publik yang merupakan bagian tahapan Pilkada di KPU.

Namun KPU dianggap tidak memberikan ruang diskusi kepada masyarakat dalam penentuan panelis yang dilibatkan saat pelaksanaan debat. Pihaknya, bahkan telah menyurati KPU Kota Balikpapan, termasuk Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) namun tak direspon.

“Kita sudah menyurat tanggal 26 Oktober, tanggal 27 kami mohon perhatian DKPP tapi tidak ada respon,” ujarnya.

Menurutnya, KPU Kota Balikpapan tidak terbuka soal penelis. Karena tidak pernah disampaikan terkait latar belakang masing-masing. “Kita tidak tahu masalahnya, karena kita tidak pernah disampaikan, orangnya, pendidikkannya,” ujarnya

Menurut Suriansyah, tudingan sebagian panelis yang dilibatkan saat debat Pilkada di Balikpapan tidak berkompeten karena bukan berasal dari Kota Balikpapan. Termasuk dua orang panelis yang merupakan akademisi dari Universitas Mulawarman, yang disebutkan merupakan dosen dari pasangan calon tunggal di Pilkada Balikpapan.

Ketua KPU Kota Balikpapan Noor Thoha menanggapi hal ini, pihaknya tidak mungkin melakukan perubahan terhadap daftar panelis yang dihadirkan dalam debat publik. Mengingat panelis yang dilibatkan sudah diumumkan sejak jauh hari dan telah diputuskan dalam rapat pleno.

“Untuk kemungkinan diganti lagi, itu sudah tidak mungkin dan kita sudah mengumumkan lama daftar panelis yang akan dilibatkan dalam debat publik ini, ” ujarnya.

Sementara terkait isu netralitas panelis yang merupakan dosen dari pasangan Calon, Thoha menjelaskan bahwa hal tersebut telah diklarifikasi sehingga tidak perlu dipermasalahkan.

Selain itu, pihak KPU dalam menentukan panelis juga menggunakan beberapa pertimbangan yakni terkait netralitas kemudian tentang keahlian kepakarannya.

“Ibu Rahma itu betul dosen tapi tidak pernah mengajar, sedangkan Aji Sofyan itu betul dosen tapi hanya sebatas pertemuan di kelas saja. Jadi kami sudah sampaikan klarifikasi terkait panelis yang akan dilibatkan dalam debat publik ini,” tutupnya. #

Wartawan: Thina

Comments are closed.