BeritaKaltim.Co

Satgas Covid-19 Samarinda Ingatkan Warga Samarinda Tidak Panik

BERITAKALTIM.CO- Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang juga Satgas covid-19 Samarinda, Muhammad Wahduddin mengimbau warga Samarinda tidak usah panik mendengar isu-isu miring terkait penanganan covid-19 yang narasinya sangat menghawatirkan.

Pasalnya, menurut Wahaduddin, tim Satgas Covid-19 Kota Samarinda kompak dan berjalan baik, bahkan mengalami penigkatan kinerja. Menurutnya, hal tersebut merupakan indikasi bahwa covid di Samarinda bisa dikendalikan.

Hal tersebut diungkap Ketua BPBD Samarinda saat rapat koordinasi gabungan lintas sektoral penanganan covid di ruang rapat utama Balaikota Samarinda, Senin (12/7/2021) kemarin. Kondisi penanganan covid-19 dibulan Juli 2020, jauh lebuh buruk dari penanganan saat ini, tetapi toh kita masih bisa selesaikan dengan baik tahapannya.

“Kini kita berada digelombang fase 3. Kondisi kita jauh lebih siap mengahadapi pandemi dari yang sebelumnya,” ujarnya.

Wahaduddin mengungkapkan, Satgas covid saat ini di kecamatan jauh lebih sigap ketimbang yang ada di perkotaan. Pengawasan dan pencegahan secara detail covid di kecamatan dinilai sukses, itu terbukti dengan banyaknya warga yang sadar melakukan isolasi mandiri, padahal belum tentu terserang covid.

Puskesmas dihampir seluruh kecamatan pun banjir pemeriksaan, menggambarkan seolah warga sudah jauh sadar pencehagan dibanding dengan yang antipaati terhadap keberadaan covid.

”Inilah yang dilihat seolah-olah covid meningkat tajam di Samarinda, padahal warga yang terlihat bergerombol itu adalah warga yang melakukan antisipasi covid dengan jalan memeriksa dan melakukan usulan vaksin ke puskesmas, jadi bukan karena lonjakan penderita covid,” terang Wahaduddin.

Dari banyaknya warga sadar covid, menurut laporan dari kecamatan dan data Puskesmas, tidak ada warga yang terlapor VCR atau terkena covid serius. Kebanyakan adalah demam biasa, tetapi mereka panik seolah sedang terkena covid.

“Situasi seperti inilah yang banyak berseliweran di masyarakat hingga menciptakan kepanikan terhadap masyarakat lainnya,” kata dia.

BPBD saat in sedang gencar melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait soal kondisi aman daerah ini dari covid. Dia juga dan timnya akan memutus mata rantai penyebaran isu miring yang membuat panik warga lain terhadap peningkatan serangan virus.

Langkah yang ditempuh BPBD adalah melakukan pembagian masker dan sanitaser, juga mengampanyekan pemakaian masker, cuci tangan dan budaya jaga jarak. Langkah ini sebenarnya secara sadar sudah otomatis dilakukan warga saat ini tanpa komando. Sehingga ini meringankan petugas dalam mencegah penyebaran virus lebih massive lagi.

“Kita berharap agar stakeholder dan aparat kecamatan termasuk stakeholder dan media juga membantu sosialisasi ini secara gencar, agar tidak menimbulkan kepanikan di tengah-tengah masyarakat,” kata Wahduddin.

Persoalan lain yang justru ingin diperbaiki adalah soal efesiensi penunjukan tugas lapangan. Soal tim penguburan jenazah, misalnya, menurut Ketua BPDB ini memang harus ditinjau ulang sebab terkesan tidak seefisien dari sisi mamfaat.

Pasalnya, kata Wahaduddin, tim pemakaman mencapai 23 orang per satu jenazah, padahal anggaran yang disalurkan itu mencapai Rp.500 ribu perorang per jenazah kali 23 orang, mencapai Rp11 juta lebih sekali pemakaman.

Hal ini dinilai tidak efesien dan menimbulkan kecemburuan dengan Satgas lain yang berjibaku dan berjuang mengurus vasien covid.

“Petugas sudah banyak yang tumbang, tetapi mereka iri dengan tim pemakaman yang menerima honor lebih besar daripada mereka,” ujarnya.

Dari catatan BPBD sendiri, dalam kurun waktu 6 bulan saja pihaknya sudah menerima laporan bahwa biaya pemakaman sudah mencapai Rp. 1,8 miliar, sehingga kalay bisa anggota tim penguburan dikurangi jumlahnya dari 23 orang menjadi 7 hingga 5 orang saja sehingga tidak menguras biaya lebih dalam lagi.

“Kita takut nanti terjadi pemeriksaan dan hal ini menjadi masalah karena keadannya yang tidak logis,” ujarnya. #

Wartawan: M. Sakir

Comments are closed.