BERITAKALTIM.CO- Sekolah Menengah Atas (SMA) Patra Dharma dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) GBIP Maranatha Balikpapan terkena dampak pembangunan kilang minyak PT. Pertamina Balikpapan. Diantaranya jalan menuju sekolah rusak, pagar sekolahan ambruk, parkiran kendaraan semrawut, banyaknya PKL yang tidak tertata, dan kerusakan terhadap bangunan gedung.
Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri yang hadir dalam rapat dengar pendapat yang digelar Komisi IV, mengatakan persoalan ini telah dibahas sejak tanggal 30 Februari 2020, telah disepakati dan ada berita acara yang ditandatangani, bahwa pihak PT Pertamina akan bersedia memperbaiki.
“Saya sedikit agak kaget sampai dua tahun belum kelar-kelar,” ujarnya di sela sela Rapat dengar pendapat di Ruang rapat paripurna DPRD Kota Balikpapan, Senin (31/1/2022).
Alwi belum mengetahui pasti alasan penundaan pengerjaan yang telah disepakati dua tahun lalu. “Mungkin yang ada dipemikiran teman (Pertamina, Red) tunggu proyek selesai dulu baru dikerjakan. Kedua, mungkin apabila dikerjakan akan menganggu lalulintasnya,” ucapnya.
Alwi menjelaskan jika sudah berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, bahwa ini adalah kewenangan PT Pertamina sehingga Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan tidak bisa di gelontarkan untuk memperbaiki jalan tersebut.
Alwi memberikan jalan keluar untuk permasalahan ini, ada dua opsi yang di tawarkan kepada PT Pertamina yakni PT Pertamina sendiri yang memperbaiki jalan tersebut atau bisa dihibahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan untuk masyarakat umum.
“Artinya ini diserahkan kepada Pemerintah sehingga bisa menganggarkan.Itu salah satu solusi. Hanya saja kalau namanya hibah, PT Pertamina tidak boleh lagi main buka tutup. Sepertinya, setiap ada kegiatan PT Pertamina selalu mengadakan buka tutup jalan, karena kalau sudah diberikan Pemerintah itu berarti jalan umum atau Fasiltas Umum (Fasum),” serunya.
Pihak PT Pertamina sudah paham jika Pemkot tidak bisa menganggarkan untuk perbaikan jalan ini karena tanah masih wewenang PT Pertamina. “Saya sesali selama dua tahun ini tidak ada pergerakan terkesan pembiaran. Bahwasanya sudah banyak korban, kendaraan berjatuhan. Apalgi ada sekolah yang notabene nya calon pemimpin anak bangsa kita yang belajar. Pergi untuk belajar sampai sekolah jatuh,” ucapnya.
Alwi meminta hari ini harus ada kepastian penyelesaian, agar tidak ditunda supaya tidak ada korban berjatuhan di jalan tersebut. Kalau perlu teman Komisi 3 dan 4 bertemu pihak PT Pertamina yang bisa memutuskan dapat mengerjakan jalan ini, supaya
“Saya rasa ini bukan pekerjaan sulit buat (PT Pertamina) demi kepentingan orang banyak jalan. Tolong ditanggapi serius. Kami minta satu bulan sudah ada pengerjaan, tidak menunggu lagi. Jangan tandatangan disetujui tapi tidak dikerjakan,” tutupnya.
Saat Pihak Perwakilan PT Pertamina ditemui usai pertemuan untuk dimintai keterangan tidak memberikan jawaban karena bukan wewenangnya. #
Wartawan: Thina
Comments are closed.