BeritaKaltim.Co

Menteri ESDM berpesan jangan khawatirkan sanksi AS terhadap Rusia

BERITAKALTIM.CO-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berpesan kepada masyarakat agar jangan mengkhawatirkan sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia, utamanya terkait dengan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Rusia yang berinvestasi di Indonesia.

“Tenang saja, banyak jalan menuju surga. Jangan terlalu khawatir, kami sudah siasati,” ucap Bahlil ketika dijumpai setelah Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Jumat.

Adapun salah satu perusahaan Rusia yang yang dikenakan sanksi oleh Amerika Serikat adalah Rosneft. Perusahaan itu terlibat dalam proyek Kilang Minyak Tuban, Jawa Timur.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menyampaikan hingga saat ini, pemerintah Indonesia tidak berencana untuk mencari mitra lain yang akan menggarap Kilang Tuban.

 

Ia pun menyinggung bahwa sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat terhadap perusahaan-perusahaan migas Rusia bukanlah hal yang baru. Menurut Laode, yang terpenting untuk menanggapi situasi tersebut adalah pemerintah yang terus berinovasi dan meningkatkan daya tawar Indonesia di hadapan Amerika Serikat.

Laode pun menyoroti rencana Indonesia meningkatkan impor komoditas energi dari Amerika Serikat, seperti minyak mentah (crude), bahan bakar minyak (BBM), hingga LPG, yang diyakini Laode menjadi daya tawar Indonesia di tengah-tengah sanksi AS terhadap Rusia.

Pernyataan tersebut terkait dengan AS yang menjatuhkan sanksi kepada Rosneft dan Lukoil beserta anak-anak perusahaannya. Rosneft adalah perusahaan energi terintegrasi yang melakukan eksplorasi, ekstraksi, produksi, pemurnian, transportasi, dan penjualan minyak bumi, gas alam, dan produk minyak bumi.

Sementara Lukoil terlibat dalam eksplorasi, produksi, pemurnian, pemasaran, dan distribusi minyak dan gas di Rusia dan negara-negara lainnya.

Penjatuhan sanksi tersebut dengan alasan kurangnya komitmen serius Rusia terhadap proses perdamaian untuk mengakhiri perang di Ukraina, sebagaimana yang dikutip dari Anadolu.

Ketika ditanya mengapa ia menaikkan sanksi terhadap Rusia saat ini, Presiden AS Donald Trump menjawab, “Saya hanya merasa ini sudah waktunya. Kami sudah menunggu cukup lama.”

 

Ia menyebut sanksi tersebut sebagai sanksi yang “sangat besar.”

“Kami berharap sanksi ini tidak akan berlangsung lama. Kami berharap perang akan berakhir,” kata Trump.

ANTARA|Wong|Ar

Comments are closed.