BERITAKALTIM.CO — Di tengah riuh tepuk tangan para gubernur dari seluruh Indonesia, nama Rudy Mas’ud disebut sebagai ketua baru Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) periode 2025–2029.
Pemilihannya berlangsung secara aklamasi — tanpa perdebatan panjang, tanpa voting yang melelahkan. Sebuah bentuk kepercayaan bulat bahwa Gubernur Kalimantan Timur ini layak menahkodai wadah strategis yang menyatukan suara pemerintah provinsi dari Sabang sampai Merauke.
Bagi Rudy, momen itu bukan sekadar kemenangan personal. Itu adalah amanah besar — tanggung jawab untuk menjembatani harapan puluhan juta rakyat daerah yang ingin pembangunan berjalan lebih adil dan merata.
“Alhamdulillah, kemarin secara aklamasi saya dipercaya oleh rekan-rekan gubernur untuk memimpin APPSI. Ini amanah besar. Kami ingin APPSI menjadi wadah yang kuat dalam memperjuangkan kepentingan daerah secara kolektif,” ujar Rudy dengan nada tegas namun hangat di Pendopo Odah Etam, Samarinda, Jumat (24/10/2025).
Sehari setelah terpilih, Rudy tidak langsung beristirahat. Ia mendampingi Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dalam rapat koordinasi bidang pertanahan di Samarinda. Di sela-sela kegiatan itu, ia berbicara tentang visi kepemimpinannya di APPSI — tentang pentingnya sinergi antara pusat dan daerah.
“Langkah pertama kami adalah memperkuat sinergi antara pemerintah provinsi dan pusat. Karena setiap daerah punya persoalan berbeda. Ada yang kepulauan, ada yang luas tapi penduduknya sedikit, ada yang kaya sumber daya alam. Semua harus disinergikan agar kebijakan nasional mencerminkan keadilan antar daerah,” jelasnya.
Dalam pandangan Rudy, pemerataan pembangunan tak bisa dicapai hanya dari Jakarta. Pusat mungkin punya data dan kebijakan makro, tapi daerahlah yang menghadapi realitas di lapangan: jalan rusak, harga pangan, nelayan tanpa pasar, atau petani yang kekurangan pupuk.
Sebagai gubernur dari provinsi kaya sumber daya alam, ia memahami betul bagaimana pembangunan yang timpang dapat memicu ketimpangan sosial dan ekonomi. Karena itu, ia ingin APPSI menjadi jembatan yang kuat — menyatukan daerah dan pusat dalam satu visi Indonesia berkeadilan.
Perjuangan Daerah Agar Tak Sekadar Jadi Penonton
Rudy ingin memecah pola lama: di mana daerah hanya menjadi pelaksana kebijakan pusat. Di bawah kepemimpinannya, APPSI akan memperjuangkan agar pemerintah provinsi ikut berperan dalam penyusunan kebijakan nasional, terutama dalam anggaran dan kebijakan fiskal.
“Kami ingin pemerintah provinsi tidak hanya menjadi penikmat kebijakan dari pusat, tetapi juga ikut dalam proses perumusan APBN, APBD, dan kebijakan ekonomi yang berdampak langsung pada masyarakat daerah,” tegasnya.
Visi ini mencerminkan paradigma baru: pemerataan bukan hanya soal dana, tapi juga soal peran dan suara. Rudy ingin memastikan setiap provinsi — besar maupun kecil, kaya maupun tertinggal — punya ruang yang sama dalam pembangunan nasional.
Munas VII APPSI di Hotel Borobudur, Jakarta, yang dihadiri 38 gubernur atau perwakilan provinsi, menjadi forum penting dalam perjalanan otonomi daerah Indonesia.
Selain memilih kepengurusan baru, forum ini juga membahas strategi memperkuat posisi daerah dalam penyusunan kebijakan nasional, termasuk dalam bidang tata ruang, investasi, dan distribusi dana pusat ke daerah.
Banyak pihak menilai, terpilihnya Rudy Mas’ud menjadi momentum bagi daerah di luar Jawa untuk tampil sebagai aktor utama dalam arah pembangunan nasional. Kalimantan Timur, yang kini juga menjadi gerbang menuju Ibu Kota Nusantara (IKN), memiliki simbolisme kuat dalam konteks tersebut.
“Kami ingin APPSI bukan hanya simbol koordinasi, tapi kekuatan strategis dalam menentukan arah pembangunan bangsa. Indonesia akan kuat kalau daerahnya juga kuat,” kata Rudy menutup perbincangan.
Bagi Rudy Mas’ud, memimpin APPSI bukan soal jabatan baru, melainkan tanggung jawab sejarah. Tanggung jawab untuk memastikan bahwa pembangunan Indonesia tak lagi berat sebelah — tapi benar-benar dirasakan dari ujung Aceh hingga pesisir Merauke.
Ia datang bukan hanya membawa nama Kalimantan Timur, tapi juga membawa semangat dari seluruh daerah: bahwa Indonesia yang maju adalah Indonesia yang setara.
YANI | WONG
Comments are closed.