BERITAKALTIM.CO-Dalam rangka mengisi long weekend dengan kegiatan yang bermakna, para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Non-ASN di Ibu Kota Nusantara (IKN) berpartisipasi dalam program “Jelajah Keindahan Nusantara” yang diinisiasi oleh komunitas #HealingdiIKN pada hari Senin, 12 Mei 2025.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat, untuk mengenal dan mengapresiasi kekayaan budaya serta keindahan alam yang ada di IKN.
Kartika, salah satu peserta, menyampaikan antusiasmenya, “#HealingdiIKN keren banget dan mengucapkan terima makasih sudah mengajak ke Gunung Parung. Jangan lupa ajak-ajak lagi di kegiatan selanjutnya. Semangat positif seperti ini menjadi energi penggerak bagi komunitas, untuk terus menghadirkan kegiatan yang inspiratif dan menyenangkan,” jelasnya.
Pada edisi kali ini, para peserta menjelajahi Gunung Parung, salah satu destinasi wisata alam yang memukau di IKN. Kegiatan open trip Gunung Parung yang diselenggarakan oleh #HealingdiIKN kali ini berlangsung selama setengah hari ini bersifat sukarela tanpa tarif patokan bagi para pesertanya, sehingga memberikan kesempatan luas bagi siapa saja yang ingin bergabung dan merasakan pengalaman luar biasa ini.
Iroh, peserta lainnya, berbagi pengalaman seru selama pendakian. “Yuk kita bareng-bareng Healing bersama #HealingdiIKN, pokoknya keren dan seru walaupun tadi naiknya pake merosot-merosot karena agak licin, tapi teman-teman kompak banget dan semua peserta berhasil naik.
Pokoknya #HealingdiIKN keren!” Kekompakan dan semangat kebersamaan menjadi salah satu nilai utama yang dirasakan dalam kegiatan ini.
Sebagai bagian dari pilar utama #HealingdiIKN, yaitu berkolaborasi dengan UMKM dan komunitas lokal, kegiatan ini turut menggandeng Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Gunung Parung atau disebut Pokdarwis HASBS (Hutan Adat Suku Balik Sepaku) sebagai tour guide lokal.
Arman, perwakilan Pokdarwis HASBS, menyampaikan, terima kasih banyak teman-teman dari #HealingdiIKN telah berkunjung ke Gunung Parung yang dijaga oleh Pokdarwis.
“Kami Pokdarwis melestarikan hutan dan mengedukasi teman-teman, untuk menumbuhkan lingkungan ini agar masyarakat sekitar bisa menambah ekonomi dengan cara membuat tempat wisata. Harapannya kolaborasi positif ini dengan komunitas #HealingdiIKN bisa mendukung promosi objek wisata khususnya Gunung Parung,” jelasnya.
Selain menunjukan rute pendakian, Tim Pokdarwis HASBS banyak bercerita tentang keadaan lingkungan alam dan sosial di sekitar Gunung Parung. Salah satunya adalah menurunnya produksi madu hutan di kawasan Gunung Parung kini kian menurun.
Arman, Pokdarwis HASBS, menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah keberadaan tanaman eucalyptus yang mulai mendominasi area tersebut. “Dulu lebah mudah menemukan bunga hutan sebagai sumber nektar, tapi sekarang banyak pohon eucalyptus yang mengubah pola tumbuh tanaman di sekitar sini,”ujarnya.
Sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Parung, suara alam seolah menyambut dari segala arah. Di antara rimbunnya pepohonan, terdengar berbagai suara hewan liar yang menghidupkan suasana hutan.
Salah satu yang paling ikonik adalah suara melengking dan ritmis dari Owa Kalimantan. Spesies ini, khususnya Owa Kalawat (Hylobates muelleri), kini berstatus terancam punah menurut daftar merah IUCN.
Suaranya yang khas tak hanya menjadi penanda kehadirannya, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga kelestarian habitat alaminya. Pendekatan edukatif ini tidak hanya memperkaya pengalaman para peserta, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan warisan budaya lokal.
Pendakian dimulai pukul 02.53 dini hari dengan semangat tinggi meskipun disertai gerimis. Tim yang terdiri dari 18 orang peserta dan 4 anggota Pokdarwis HASBS berhasil mencapai puncak Gunung Parung pada pukul 05.30.
Meskipun saat itu tidak dapat menyaksikan matahari terbit secara langsung, para peserta tetap terpesona oleh panorama Ibu Kota Nusantara yang diselimuti lautan kabut dari puncak Gunung Parung.
Selain menikmati keindahan alam, Peserta dan Pokdarwis juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengumpulkan sampah yang tersisa dari pendaki sebelumnya.
Sampah tersebut kemudian dibawa turun dan dibuang pada tempat yang semestinya, menegaskan komitmen komunitas untuk menjaga kelestarian alam Nusantara.
Adinda Alya, Founder #HealingdiIKN, menyampaikan, kegiatan ‘Jelajah Keindahan Nusantara’ ini tidak hanya menjadi sarana refreshing, tetapi juga mempererat kebersamaan antar ASN dan Non-ASN di IKN serta sinergi dengan komunitas dan UMKM lokal.
Ke depan, #HealingdiIKN berencana untuk terus mengajak para ASN dan Non-ASN menjelajahi berbagai objek wisata lain di IKN serta melakukan workshop menarik untuk mengisi akhir pekan dengan kegiatan yang positif, produktif, dan menyenangkan, dengan semangat kolaborasi demi pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian budaya serta alam.
Munji, peserta yang juga mengapresiasi program ini, menambahkan, “#HealingdiIKN sangat insightfull. Program-program akhir pekan berupa kegiatan outdoor menjelajahi alam serta kegiatan indoor berupa workshop yang diinisiasikan oleh #HealingdiIKN sangat dibutuhkan khususnya oleh para pegawai di IKN.
“Hal ini menunjukkan bahwa #HealingdiIKN tidak hanya sekadar sarana rekreasi, tetapi juga sarana edukasi dan
pengembangan diri,” katanya.
Melalui kegiatan ini, #HealingdiIKN mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih mencintai dan menjaga keindahan alam serta kekayaan budaya Nusantara, sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. #
Reporter: Niken / Editor: Wong
Comments are closed.