BeritaKaltim.Co

Anjungan Kaltim Butuh UPTD Khusus

14openTKSAMARINDA,BERITAKALTIM.com – Kelanjutan atas kondisi Anjungan Kaltim di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta setelah direnovasi pada 2014 masih menuai masalah. Hal ini menurut Komisi IV DPRD Kaltim harus segera diselesaikan.
Demikian diungkapkan Rita Artaty Barito, Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim saat komisi ini hearing dengan mitra terkait dalam upaya pengembalian bentuk bangunan Anjungan Kaltim di TMII agar sesuai bentuk bangunan tradisional suku di Kalimantan Timur.
“Semoga masalah ini segera tuntas. Tidak boleh dibiarkan Anjungan Kaltim sebagai ikon daerah diubah menyalahi ciri khas kedaerahan. Ini sama saja tidak menghargai budaya Kalimantan Timur. Kesalahannya adalah pada orang-orang yang kurang kompeten mengelola,” tegas Rita.
Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi IV Zain Taufik Nurrohman didampingi Wakil Ketua Yahya Anja, Rita juga menyayangkan renovasi yang melenceng seperti atap bangunan yang semestinya terbuat dari sirap, justru malah menggunakan bahan lain.
“Tidak mencerminkan adat Kaltim. Apapun itu harus dipertahankan keasliannya. Jangan ada alasan-alasan yang tidak masuk akal, apalagi jika mengatakan sekarang susah mencari atap berbahan sirap. Sementara beberapa anjungan milik daerah Sulawesi kabarnya mengorder atap sirap dari Sangatta,” urai Rita dengan nada kesal.
Pertemuan yang diikuti Biro Perlengkapan Sekretariat Daerah Kaltim, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim, Dinas Pariwisata Kaltim dan tokoh ada Dayak Benuaq Elisason berlangsung di ruang rapat lantai 3 gedung DPRD Kaltim. Rapat menyepakati meminta Pemprov Kaltim melakukan pembenahan pada SKPD seperti Kantor Penghubung di Jakarta.
Selain itu dalam pengelolaan Anjungan Kaltim sebaiknya dibentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) khusus yang menangani.
Safuad, Anggota Komisi IV yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mendorong dibentuknya UPTD yang nantinya bisa fokus menangani pengelolaan serta pemeliharaan.
“Yang tak boleh dilangkahi adalah dalam setiap detail yang berkaitan dengan adat harus berkonsultasi dengan Dinas Pariwisata. Agar kejadian seperti sekarang tidak terulang,” kata Safuad. (adv/lia/dhi/oke)

Teks foto: 14openTK

Leave A Reply

Your email address will not be published.