BeritaKaltim.Co

Hasilkan Uang tanpa Meninggalkan Rumah

pelatihan menjahitSAMARINDA, BERITAKALTIM.com –Pembina Rumah Pintar (Rumpin) Syejati Hj Puji Setyowati Jaang mengapresiasi kembali dilaksanakan pelatihan berbasis masyarakat bagi kaum wanita garapan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) kerjasama Rumpin Syejati yang kali berupa pelatihan kejuruan menjahit.

“Menjahit sangat menjanjikan tidak hanya untuk diri sendiri, tapi bisa menjadi pendapatan tambahan bagi keluarga tanpa harus meninggalkan rumah. Ini pekerjaan yang tanpa merugikan orang, terlebih keluarga di rumah,” ucap Puji dalam sambutannya pada penutupan Pelatihan Menjahit Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja di Rumpin Syejati, Rabu (17/6).

Apalagi sebutnya disadari saat ini dunia fashion bukan hanya kalangan anak muda, tapi juga tidak terlewatkan bagi ibu-ibu.

“Saat ini dunia fashion luar biasa terbuka banyak pola-pola beragam yang bisa diikuti bahkan dimodif lagi. Saya SMA sudah bisa menjahit sendiri karena ibu penjahit. Kalau lebaran kami anak-anak bajunya sama semua. Beli kain yang sama, baju lebaran dijahit sendiri. Di Jogja mesin jahit masih ada 2,” beber Puji.

Oleh karena itu, isteri wali kota Samarinda ini menyambut baik program Disnaker ini. “Seorang ibu bisa beraktifitas dengan menghasilkan karya besar,” tandasnya.

Untuk itu, lanjutnya, apa yang diperoleh peserta pelatihan tidak sampai di sini saja. “Terus digali sehingga bisa menjadi penjahit berkualitas dan berkelas. “Nanti dilanjutkan lagi tingkat kemahirannya. Kalau perlu bisa dirolling 2 orang bergiliran di LPK Veni 2 untuk kemahiran, sehingga ekonomi kerakyatan yang bersumber dari ibu ibu ini bisa diciptakan,” tuturnya.
Sementara Sekretaris Disnaker Samarinda Agus Sundawiwaha mewakili Kadisnaker menutup kegiatan menyampaikan permasalahan ketenagakerjaan didepan saat ini bukan semakin gampang.

“Samarinda termasuk kota yang mempunyai daya tarik orang mencari kerja, sehingga dampaknya pencari kerja tidak turun. Ditambah lagi terjadinya penurunan sektor strategis seperti batubara dan perkayuan yang malah menghasilkan pengangguran baru karena PHK. Seperti kita ketahui juga, lapangan pekerjaan tidak sebanding pertumbuhan penduduk yang besar dikontribusi migrasi bukan kelahiran,” ucap Agus.

Menurutnya kegiatan yang dilakukan itu peluang bagi para pencari kerja, khususnya peserta pelatihan ini untuk menambah ilmu dan ketrampilan yang dapat digunakan dalam mengisi pasar kerja.

“Jika memungkinkan bila berkembang nantinya akan membuka lapangan kerja sehingga para pencari kerja lainnya dapat terbantukan,” tandasnya.
Panitia Penyelenggara Herpuji Astuti menyampaikan pelatihan yang dilaksanakan selama 15 hari ini diikuti 19 peserta berasal dari Rumpin dan masyarakat yang mendaftar ke Disnaker. “Instruktur pelatihan berasal dari LPK Venny dengan muatan materi 25 persen teori dan 75 persen praktek.

Salah satu hasil dari pelatihan ini, baju yang dipakai peserta hari ini adalah buatan mereka sendiri selama pelatihan. Mereka nanti akan catwalk memperlihatkan busana karya tangannya,” pungkas Herpuji.(hms2)

Comments are closed.