BeritaKaltim.Co

Pemkab Bulungan Pilih Pulangkan Pengungsi Eks Gafatar

Foto 1 Pengungsi Gafatar BulunganTANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.COM – Setelah sempat satu bulan lebih berada dipengungsian, akhirnya nasib mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), mulai ada titik terangnya.

Pasalnya, Pemkab Bulungan dan Pemprov Kaltara memutuskan untuk memulangkan para mantan Gafatar ini ke daerah asal masing-masing. Pemulangan ini dilakukan untuk mengembalikan mereka kepada pemerintah daerahnya masing-masing untuk selanjutnya dilakukan pembinaan.

Sehingga, doktrin yang selama ini mereka dapatkan dari organisasi yang mengajarkan salah dari haluan negara NKRI Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kaltara melalui Kepala Bidang Ideologi, H Sadriansyah, S.IP, kepada beritakaltara.com, di ruang kerjanya, Jumat (4/3/2016).

Menurut Sadriansyah, keputusan yang diambil oleh pemerikntah daerah untuk memulangkan para mantan Gafatar yang ada di Bulungan ini, sudah diperhitungkan. Begitu pula para mantan Gafatar juga menerima jika mereka dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

“Mereka dipulangkan ini, sudah ditimbang matang-matang oleh Pemprov Kaltara maupun Pemkab Bulungan. Walaupun sempat tarik ulur antara dipulangkan atau tidak,” kata Sadriansyah.

Seperti diketahui, bahwa hingga sekarang mantan anggota Gafatar di Bulungan yang diungsikan ke Balai Diklat Pemkab Bulungan sejak tanggal 27 Januari 2016 tercatat sebanyak 150 jiwa. Mereka berasal dari berbagai daerah diantaranya dari Sidoarjo, Blitar dan Madura Provinsi Jawa Timur. Sebagian lagi berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.

Sementara itu, mantan Ketua Gafatar Bulungan, Slamet yang ditemui, mengatakan pihaknya menerima tawaran memerintah daerah untuk dipulangkan ke daerah masing-masing. Walaupun sebenarnya, anggotanya enggan pulang ke kampong halaman mengingat usaha pertanian yang mereka garap di Bulungan, sudah menuai hasil.

“Kalau disuruh pilih antara dipulangkan dengan tidak, anggota kami sebenarnya memilih tidak dipulangkan karena usaha pertanian mereka sudah berjalan baik. Bahkan sudah berhasil,” katanya.

Hanya saja, mengingat ini merupakan keputusan pemerintah daerah setempat untuk mengembalikan anggotanya ke daerah asal masing-masing, sehingga mau tidak mau, pihaknya menurut. #Nay/Ism

Comments are closed.