BeritaKaltim.Co

Baru Beroperasi, BTS di Perbatasan Mati

OLYMPUS DIGITAL CAMERASAMARINDA, BERITAKALTIM.com– Kegembiraan warga perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa Long Apari, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur (Kaltim) atas akses komunikasi seluler kini tiba-tiba hilang. Pasalnya, Base Transceiver Station (BTS) yang baru beroperasi akhir tahun lalu tidak berfungsi lagi.
Menurut tokoh masyarakat Desa Long Apari, Yohanes Ibo, sudah dua minggu terakhir BTS itu tak berfungsi. BTS yang berdiri di pusat pemerintahan desa dan kecamatan itu dibangun dengan dana APBD Kaltim bekerjasama dengan Telkomsel.
Kini, kata Yohanes, warga di perbatasan kembali kehilangan akses komunikasi. Janji pemerintah untuk membuka akses komunikasi di kawasan perbatasan dan pedalaman kembali ditagih.
“BTS itu belum tiga bulan kring, sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi,” kata Yohanes, Rabu (1/4/2015).
Dia menceritakan, warga di desanya kini kembali terisolir seperti tiga bulan sebelumnya. Padahal, warga perbatasan untuk saat ini hanya menuntut dibukanya akses komunikasi. Akses jalan yang memang masih terisolir, masih bisa membuat warga bersabar menunggu janji pemerintah membangun jalan.
“Kecewa ya tentu kita kecewa. Karena dulu kita sempat mengancam memisahkan diri ke Malaysia baru BTS ini dioperasikan,” tambahnya.
Mengenai tidak beroperasinya BTS ini, Yohanes mengaku sudah melaporkan persoalan ini ke pihak Telkomsel dan langsung ditindaklanjuti. Hasilnya, ditemukan kerusakan parah pada salah satu alat dan harus diganti.
“Telkomsel tidak bisa mengganti alat tersebut karena menjadi wewenang Diskominfo Kaltim sebagai pihak yang melakukan pengadaan barang,” kata Yohanes.
Kemungkinan proses pemulihan BTS ini berlangsung cukup lama. Pasalnya, proses pengadaan barang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belum lagi jika harus menunggu persetujuan anggaran.
“Kami sudah ke Telkomsel, dan sama-sama melihat kondisi BTS tersebut di lapangan. Tapi kata pihak Telkomsel, kerusakan serius dan harus ada semacam alat khusus seperti parabola yang harus dipasang. Pengadaan alat itu adalah kewajiban Diskominfo Kaltim. Sehingga Telkomsel tidak bersedia memasangi alat tersebut, tanpa ada keputusan lanjut dari Diskominfo,” sebutnya.
Tidak hanya itu, lanjut Yohanes, pihak Telkomsel juga mengeluhkan hutang Diskominfo yang belum dibayar. Sebab, kata Yohanes pada saat pemasangan BTS, Diskominfo masih memiliki hutang pada Telkomsel.
“Kami juga bingung waktu Telkomsel mengeluh masalah hutang. Setahu kami, Pemkab Mahulu sudah melunasi hutang. Ternyata yang berhutang Diskominfo,” sebutnya.
Untuk itu, Yohanes mewakili seluruh warga di Perbatasan mengharapkan Diskominfo segera mencari jalan tengah untuk masalah tersebut. mengingat kondisi Perbatasan masih gelap gulita ditambah tidak ada sinyal untuk mengetahui informasi di dunia luar.
Diketahui, BTS Long Apari mampu memberi sinyal komunikasi pada 10 desa yang paling berbatasan dengan Malaysia. Di daerah tersebut, merupakan daerah yang terisolir. Sebab tidak ada PLN dan tidak ada jalur darat untuk keluar.
“Kami berharap hutang pada Telkomsel segera dilunasi, agar BTS kembali bisa digunakan. Kami senang sekali waktu BTS itu bisa nyala dan memberi kami sinyal. Tapi ketika BTS itu mati, kami berusaha menghubungi siapa saja. Bahkan saya dan beberapa Kepala Adat sampai rela pergi ke Mahulu dan ke Ibu Kota di Samarinda untuk mengusahakan sinyal di daerah kami,” pungkasnya.#aw

Leave A Reply

Your email address will not be published.