SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM — Pemerintah Kota Samarinda terus berupaya untuk menekan tingginya angka golput (golongan putih) alias tidak memilih pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2015. Bahkan sudah beberapa dilakukan ke kecamatan oleh SKPD terkait, Badan Kesbangpol dan Bagian Pemerintahan Setkot Samarinda.
Trending
- Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD Kaltim Sempat Memanas, Massa Enggan Bubar Sampai Malam
- Pj Gubernur Kaltim Naik Heli Tinjau Banjir Mahulu, Pastikan Infrastruktur Masyarakat
- Banjir Mahakam Ulu, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Bantuan Korban Banjir Mahakam Ulu Masih Tertahan di Kutai Barat
- Banjir Besar di Mahakam Ulu, Gubernur Akmal Malik Kerahkan Bantuan Darurat
- Jalan Trans Sulawesi lumpuh akibat luapan banjir
- Artis Epy Kusnandar ditangkap polisi akibat narkoba
- Gunung Semeru kembali erupsi dengan letusan setinggi 800 meter
- Prabowo dan Gibran Berangkat Dari Kartanegara Ke Gedung KPU
- Satu Tewas, Tujuh Hilang Dalam Kecelakaan Dua Heli Militer Jepang
Angka Golput akan Dirangking Secara Nasiona
“Masih banyak warga bertanya jadi tidaknya Pilkada Samarinda, karena tidak semua warga membaca media cetak. Sebagian besar mengira Pilkada ditunda karena hanya satu calon. Sekarang bukan calon tunggal, tapi sudah ada dua calon, sehingga Pilkada bisa berlangsung 9 Desember tahun ini,” ucap kepala Bagian Pemerintahan Setkot Samarinda Marnabas Patiroy dalam arahannya di kesempatan penyerahan Seragam Batik dan Kaos untuk Gotong Royong kepada 168 ketua RT se kecamatan Palaran di aula kantor camat, Jumat (30/10/2015).
Oleh karena itu, Marnabas sangat mengharapkan peranan dari ketua RT sebagai penyambung lidah kepada warga di lingkungan RT-nya masing-masing. “Kalau perlu datangi satu per satu rumah warganya. Diberi tahu bahwa tanggal 9 Desember kita Pilkada. Kalau tidak mau datang ke TPS, kalua warganya minta surat pengantar RT, jangan diberi,” ujar Marnabas sambil bercanda.
Senada disampaikan wali kota Samarinda Syaharie Jaang bahwa ketua RT berada di barisan terdepan dalam menyukseskan Pilkada. “Waktu saya ke pasar, ada yang nanya kapan pemilihan. Artinya masih banyak yang belum. Disinilah peranan ketua RT untuk mengajak warganya. Jangan sampai tidak datang, karena Pilkada serentak ini sejarah. Apalagi secara nasional akan keluar rangking daerah mana yang golputnya tinggi,” tegasnya.
Makanya, sebutnya Pemerintah berkewajiban menyampaikan hal ini. “Camat dan Lurah wajib menyampaikan untuk ajakan datang ke TPS. Tapi jangan berpikir Camat dan lurah mengumpulkan warga, malah dibilang memobilisasi,” imbuhnya.
Terkait seragam batik dan kaos untuk gotong royong, Jaang berharap bisa memotivasi ketua RT, terlebih lagi seragam batik motiv sarung Samarinda upaya mempromosikan sarung Samarinda dan kaos mendukung gerakan HBS. “Selama menjabat, kami tidak terlalu berhitung masalah kesejahteraan asal berbanding lurus dengan kinerja. Misalnya kalua ada gotong royong, ketua RT harus ada. Jangan sampai ketua RT yang mengajak, tetapi pas kerja bakti malah tidak ada. Masalah HBS pun sekarang menjadi tanggung jawab ketua RT dan ada dalam Perda,” tuturnya.
Di kesempatan itu, Jaang mengajak para ketua RT untuk mendoakan mantan wali kota Samarinda Achmad Amins yang saat ini sedang dalam pengobatan. “Mari kita doakan beliau supaya penyakitnya diangkat. Kita masih perlu sosok ayahanda Achmad Amins untuk sumbangsih pemikiran membangun kota kita,” ucapnya.
Camat Palaran Eko Suprayetno menyampaikan walaupun wilayahnya merupakan daerah paling selatan, tapi bertekad dan juga terbukti tidak kalah dengan di kota. “Prestasi kota dan nasional juga lahir dari sini. Seperti lomba GSI dan lainnya. Untuk memantapkan lagi, kita akan melaunching gerakan Palaran BISA. Bersih Indah Sejahtera dan Aman,” pungkas Eko. #hms2
Next Post
Comments are closed.