BeritaKaltim.Co

Umat Hindu Kota Bontang Mengikuti Upacara Melasti

IMG_20160306_181608 (1)BONTANG, BERITAKALTIM.com – Ratusan umat Hindu Kota Bontang mengikuti upacara Melasti yang dipusatkan di area parkir Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Tanjung Limau, Kecamatan Bontang Utara, Minggu (6/3/2016) sore tadi. Upacara Melasti yang berlangsung sejak pukul 17.00 Wita itu merupakan upacara penyucian diri yang dilakukan untuk menyambut Hari Raya Nyepi.

Upacara Melasti diawali dengan acara sembahyang di Pure Salebba hingga kirab menuju pelabuhan dengan membawa aneka macam sesaji.

Dengan menggunakan pakaian khas serba putih, lengkap dengan ikat kepala khas pakaian adat Bali, umat Hindu dengan khusuk mengikuti prosesi demi prosesi hingga acara selesai.

Setelah melakukan beberapa doa, pemuka agama Hindu melakukan pengambilan air laut sebagai pembersihan dan pelarungan beberapa sesaji, seperti bebek.

Setelah itu para pemangku berkeliling dan memercikkan air suci kepada seluruh umat Hindu yang hadir serta perangkat-perangkat peribadahan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud pensucian.

Para pemangku lalu membagikan air suci dan bija (beras yang telah dibasahi air suci). Air suci tersebut untuk diminum sementara bija akan dibubuhkan ke dahi setiap umat yang datang.

Menurut Ni Made Adnyani, salah satu warga penganut agama Hindu yang ikut dalam prosesi Upacara Melasti tersebut mengatakan, upacara melasti dapat didefinisikan sebagai pensucian sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk Tawur Agung dengan menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.

Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Karena itulah, upacara Melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.

“Kegiatan melasti sengaja dilakukan di danau atau pantai karena dalam Tawur Agung kita beresensi untuk memelihara alam semesta dengan cara memuliakannya. Selain itu, kami juga memiliki kepercayaan upacara ini memuliakan sifat-sifat buta menjadi sifat dewa sehingga dalam menjalankan hari raya Nyepi kita tidak terganggu dengan sifat buruk,” tukasnya Ni Made.

Comments are closed.