BeritaKaltim.Co

Tokoh Kaltim Ramaikan Bursa Calon Kandidat Kepala Badan Otorita IKN

BERITAKALTIM.CO- Warga pengunjung warung-warung kopi di Kota Samarinda masih ramai membicarakan ibu kota negara (IKN) Nusantara yang ditetapkan Presiden Joko Widodo terletak di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Terutama menyangkut siapa kelak menjadi Kepala Badan Otorita IKN dan siapa para pendamping untuk memulai pembangunan dari titik nol.

“Orang daerah harus dilibatkan,” begitu suara warga, setiap kali masuk membahas tim badan otorita yang akan ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Menurut UU IKN, dalam dua bulan setelah terbitnya undang-undang IKN, Presiden sudah menetapkan Kepala Badan Otorita IKN.

Sejumlah nama sudah muncul ke permukaan. Jika jauh hari sebelumnya hanya ada 4 nama kandidat Kepala Badan Otorita seperti Bambang Brojonegoro, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Tumiyana, dan Abdullah Azwar Anas, setelah undang-undang disahkan bermunculan nama-nama baru seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Rizal Effendi (mantan Wali Kota Balikpapan).

Nama Rizal Effendi yang juga tokoh pers di Kalimantan Timur mewarnai bursa calon kandidat Kepala Badan Otorita IKN bersamaan dengan beberapa tokoh dari Kalimantan Timur lainnya. Di antaranya ada nama Irianto Lambrie (mantan Gubernur Kaltara dan mantan Sekdaprov Kaltim) dan Syaharie Jaang (mantan Wali Kota Samarinda). Kemudian muncul pula dua nama tokoh perempuan, yakni Meiliana dan Donna Awang Faroek.

“Saya siap lahir bathin,” ujar Rizal Effendi kepada Wartawan Beritakaltim saat ditanya soal namanya yang semakin santer disebut-sebut dan dicalonkan warga Kaltim agar dipilih oleh Presiden.

Kepala Badan Otorita IKN adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo. Kemungkinan strukturnya seperti beredar dalam beberapa draf rancangan, selain Kepala Badan Otorita ada 8 orang pembantu terdiri dari seorang Sekretaris korporat dan satu dari direktorat audit. Kemudian 6 lagi adalah pelayanan operasional.

Menjadi Kepala Badan Otorita IKN, tentu beda sekali dengan menjadi kepala daerah yang semuanya sudah tersedia lengkap. Sebab, begitu disahkan menjadi Kepala Badan Otorita, berarti pejabat itu memulainya dari titik nol. Dia membangun kota Nusantara dari yang masih hutan belantara menjadi hutan kota dengan bangunan-bangunan modern, dengan tidak meninggalkan konsep smart city dan eco friendly. #

Wartawan: wong

Comments are closed.